Sakaratul maut adalah saat-saat yang sangat menyakitkan dan hanya dirasakan oleh orang yang akan mati, dan tingkat rasa sakitnya tergantung kepada kualitas keimanannya. Terkadang ada yang cepat dan ada yang lambat, hal itu tergantung kepada amalannya selama hidup. Semakin banyak dosa semakin sakit dan lambat proses kematian yang ia alami.
Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya".
Riwayat lain dari Ibnu Abi Dunya bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan rasa sakit saat kematian itu seperti orang yang ditusuk dengan 300 pedang. Sabda Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)
Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam.Ka’b al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan