Rabu, 9 Januari 2013

Amik muat



Satu perkara yang berjaya ditanam oleh pelajaran saya di Sekolah Izzuddin Shah ialah, saya tidak dapat membayangkan diri saya nanti menjadi seorang Muslim yang tidak tahu berbahasa Arab! Itu sangat melekat di kepala pada usia 15 tahun. Maka selepas SRP, masuk kelas Sains di sekolah yang bagus, dek kerana aliran tersebut tidak memungkinkan saya mengambil Bahasa Arab di dalam SPM, maka saya nekad berhenti sekolah dan kembali ke sekolah asal, untuk pastikan Bahasa Arab kekal dalam hidup. Selepas SPM, saya memohon biasiswa untuk mengambil ijazah Bahasa Arab di Morocco tetapi JPA mensyaratkan Bahasa Melayu SPM mesti A1 dan saya tidak cukup syarat itu. Lalu saya diarahkan mengambil Ekonomi di USA. Saya merayu agar tidak dihantar ke USA dan memohon dipertimbangkan ke Jordan. Saya bersyukur diberikan rezeki.

Pemergian ke Jordan berjaya akhirnya menjadikan saya seorang Muslim yang boleh berbahasa Arab. Tidaklah bagus sangat, namun cukup untuk kegunaan saya menjadi Muslim.

Itulah harga yang saya bayar untuk memastikan saya tidak menjadi Muslim yang tidak tahu berbahasa Arab. Saya ceritakan kisah ini agar sahabat sèmua bertanya, sungguhkah sahabat rela akhirnya menjadi Muslim yang tidak berbahasa Arab? Tidak rugi? Tidak menyesal? Tidak rasa cacat? Tidak sedih?

Tidak pernah terlambat...

Bahasa Arab lebih mudah daripada perubatan, kejuruteraan, dan bidang-bidang anda yang rumit itu. Ruginya, anda mampu menjadi apa yang ramai orang lain tidak mampu, tetapi anda tidak mampu berbahasa Arab. Bahasa Nabi anda, bahasa Quran anda. Bahasa Syurga anda...

Buatlah sesuatu... Buatlah sesuatu... Buatlah sesuatu
Satu perkara yang berjaya ditanam oleh pelajaran saya di Sekolah Izzuddin Shah ialah, saya tidak dapat membayangkan diri saya nanti menjadi seorang Muslim yangtidak tahu berbahasa Arab! Itu sangat melekat di kepala pada usia 15 tahun. Maka selepas SRP, masuk kelas Sains di sekolah yang bagus, dek kerana aliran tersebut tidak memungkinkan saya mengambil Bahasa Arab di dalam SPM, maka saya nekad berhenti sekolah dan kembali ke sekolah asal, untuk pastikan Bahasa Arab kekal dalam hidup. Selepas SPM, saya memohon biasiswa untuk mengambil ijazah Bahasa Arab di Morocco tetapi JPA mensyaratkan Bahasa Melayu SPM mesti A1 dan saya tidak cukup syarat itu. Lalu saya diarahkan mengambil Ekonomi di USA. Saya merayu agar tidak dihantar ke USA dan memohon dipertimbangkan ke Jordan. Saya bersyukur diberikan rezeki.

Pemergian ke Jordan berjaya akhirnya menjadikan saya seorang Muslim yang boleh berbahasa Arab. Tidaklah bagus sangat, namun cukup untuk kegunaan saya menjadi Muslim.

Itulah harga yang saya bayar untuk memastikan saya tidak menjadi Muslim yang tidak tahu berbahasa Arab. Saya ceritakan kisah ini agar sahabat sèmua bertanya, sungguhkah sahabat rela akhirnya menjadi Muslim yang tidak berbahasa Arab? Tidak rugi? Tidak menyesal? Tidak rasa cacat? Tidak sedih?

Tidak pernah terlambat...

Bahasa Arab lebih mudah daripada perubatan, kejuruteraan, dan bidang-bidang anda yang rumit itu. Ruginya, anda mampu menjadi apa yang ramai orang lain tidak mampu, tetapi anda tidak mampu berbahasa Arab. Bahasa Nabi anda, bahasa Quran anda. Bahasa Syurga anda...

Buatlah sesuatu... Buatlah sesuatu... Buatlah sesuatu

Rasa Kebal

Saya heran karena kemarin saya merasa udara Jakarta yang panas seolah menjadi begitu sejuk dan nyaman. Panas terik Jakarta rasanya seperti udara di Cisarua Puncak. 

Aneh.....

Karena biasanya saya selalu gerah kepanasan di Jakarta.
Setelah saya merenung, saya baru sadar bahwa saya baru pulang dari sebuah negeri yang panasnya mencapai 41 derajat celcius kala itu.

Jadi sesungguhnya bukanlah udara jakarta yang sejuk, akan tetapi karena saya baru pulang dari sebuah tempat yang udaranya jauh lebih panas dari Jakarta.

Itulah kehidupan. Kita bisa merasakan sejuk kalau kita sudah merasakan panas. Kita baru bisa merasakan nikmatnya sehat kalau sudah merasakan sakit.

Kita baru bisa merasakan nikmatnya gaji kecil ketika sudah tidak punya uang.

Kita baru merasakan nikmatnya memiliki pekerjaan kalau kita sudah pernah menjadi pengangguran.

Kita baru merasakan nikmatnya makan nasi putih meskipun cuma pakai kerupuk dan sambel apabila kita sedang sangat lapar.

Kita baru merasakan nikmatnya libur setelah kita kerja keras.

Kita sudah mulai kebal rasa.

Itulah mengapa ALLAH selalu mepergilirkan segalanya, membolak-balikkan segalanya, memutar-mutar segalanya.

Malam menjadi siang dan siang menjadi malam. Tawa menjadi tangis dan tangis menjadi tawa. Yang terhina menjadi mulia dan yang mulia menjadi terhina. Semua dalam satu bilangan genap yg berpasang-pasangan.

Semua ini adalah kasih sayang ALLAH, agar " hati " kita peka sehingga mampu merasakan perbedaan antara pahit dan manis.

Agar manusia selalu sadar atas semua nikmat yang telah ALLAH berikan.

" ALLAH menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan ALLAH atas petunjuk Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur ".
( Al Baqarah 185 )

Plymouth

Pada tahun 1995 Bukit Soufrière meledak selepas dorman selama ratusan tahun. Akibatnya sebahagian besar Plymouth, ibu negara Montserrat ditimbus oleh lahar dan debu gunung berapi. Ribuan penduduk Plymouth kehilangan tempat tinggal dan bandar ini sendiri ditimbusi lahar sedalam 40 kaki! Bandar Plymouth masih belum boleh didiami semula kerata gunung berapi yang masih lagi meletus sehingga sekarang.

#Tahukah anda debu yang terhasil dari gunung berapi boleh membunuh manusia secara perlahan-lahan dan menyeksakan?





cari

Alam haiwan ialah alam yang brutal. sana memastikan keselamatan diri mereka setiap hari? Antara caranya ialah dengan menggunakan teknik penyamaran semula jadi. 




stress

Ini adalah koleksi gambar-gambar lucu untuk mengisi waktu senggang anda. Sekiranya anda sedang stress, inilah pengubatnya..