Isnin, 11 Januari 2016

Adab pelajar

Adab Seorang Murid
Jika engkau seorang murid, maka adab yang harus dimiliki oleh seorang murid terhadap gurunya adalah mendahuluinya dalam memberi hormat dan salam, tidak banyak berbicara di hadapannya, tidak mengatakan apa yang tak ditanya oleh gurunya, tidak bertanya sebelum diberi izin, tidak mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan ucapannya, misalnya dengan ber- kata, “Pendapat si fulan berbeda dengan dengan ucapanmu”, tidak menunjuk sesuatu yang berseberangan dengan pendapatnya sehingga terlihat ia lebih tahu tentang yang benar daripada gurunya, tidak bertanya kepada teman duduk gurunya dalam majelisnya, tidak menoleh ke sekitarnya, melainkan ia harus duduk dengan menundukkan pandangan disertai sikap tenang dan etika sebagaimana ketika menunaikan salat. Murid juga tak boleh banyak bertanya ketika guru sedang bosan. Jika guru berdiri maka sang murid juga harus berdiri untuknya, tidak diikuti dengan pembicaraan dan pertanyaan, tidak bertanya kepadanya dalam perjalanan menuju rumah.
Tidak berburuk sangka pada perbuatan-perbuatan yang secara lahiriah tidak bisa diterima, karena ia lebih mengetahui rahasia dibalik itu semua. Sehubungan dengan hal itu perhatikan pertanyaan Musa a.s kepada Nabi Khidir a.s, “apakah engkau sengaja melubangi perahu itu untuk menenggelamkan penumpangnya? Sungguh kamu telah melakukan kesalahan yang besar” (Q.S al-Kahfi: 71) ia salah dalam menyikapi perbuatan Nabi Khidir a.s. karena bersandar pada apa yang tampak secara lahir.
Kisah Nabi Musa.as dan Nabi Khidir.as dalam al-Qur’an dan Hadist
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat 60-82 yang tafsir maknanya sebagai berikut ;
60. dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya[*]: “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke Pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”.
61. Maka tatkala mereka sampai ke Pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu.
62. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita; Sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini”.
63. Muridnya menjawab: “Tahukah kamu tatkala kita mecari tempat berlindung di batu tadi, Maka Sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali”.
64. Musa berkata: “Itulah (tempat) yang kita cari”. lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.
65. lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami[**].
66. Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?”
67. Dia menjawab: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku.
68. dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?”
69. Musa berkata: “Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun”.
70. Dia berkata: “Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu”.
71. Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: “Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?” Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.
72. Dia (Khidhr) berkata: “Bukankah aku telah berkata: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku”.
73. Musa berkata: “Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku”.
74. Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, Maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: “Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena Dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar”.
75. Khidhr berkata: “Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?”
76. Musa berkata: “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, Maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku”.
77. Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, Maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: “Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu”.
78. Khidhr berkata: “Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.
79. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.
80. dan Adapun anak muda itu, Maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan Kami khawatir bahwa Dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.
81. dan Kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).
82. Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang Ayahnya adalah seorang yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya”. (QS al-Kahfi ayat 60-82)
 [*] Menurut ahli tafsir, murid Nabi Musa a.s. itu ialah Yusya ‘bin Nun.
[**] Menurut ahli tafsir hamba di sini ialah Khidhr, dan yang dimaksud dengan rahmat di sini ialah wahyu dan kenabian. sedang yang dimaksud dengan ilmu ialah ilmu tentang yang ghaib seperti yang akan diterangkan dengan ayat-ayat berikut.
Dari Ubay bin Ka’ab, Rasulullah bersabda, “Pada suatu ketika Musa berbicara di hadapan Bani Israil, kemudian ada seseorang yang bertanya, ‘Siapakah orang yang paling pandai itu?’ Musa menjawab, ‘Aku.’
Dengan ucapan itu, Allah mencelanya, sebab Musa tidak mengembalikan pengetahuan suatu ilmu kepada Allah. Kemudian Allah mewahyukan kepada Musa, ‘Sesungguhnya Aku memiliki seorang hamba yang berada di pertemuan antara laut Persia dan Romawi, hamba-Ku itu lebih pandai daripada kamu!’
Musa bertanya, ‘Ya Rabbi, bagaimana caranya agar aku bisa bertemu dengannya?’ Maka dijawab, “Bawalah seekor ikan yang kamu masukkan ke dalam suatu tempat, di mana ikan itu menghilang maka di situlah hamba-Ku itu berada!’
Kemudian Musa pun pergi. Musa pergi bersama seorang pelayan bernama Yusya’ bin Nun. Keduanya membawa ikan tersebut di dalam suatu tempat hingga keduanya tiba di sebuah batu besar. Mereka membaringkan tubuhnya sejenak lalu tertidur. Tiba-tiba ikan tersebut menghilang dari tempat tersebut. Ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut. Musa dan pelayannya merasa aneh sekali.
Lalu keduanya terus menyusuri dari siang hingga malam hari. Pada pagi harinya, Musa berkata kepada pelayannya,
آتِنَا غَدَاءنَا لَقَدْ لَقِينَا مِن سَفَرِنَا هَذَا نَصَباً
‘Bawalah ke mari makanan kita. Sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini.’ (QS. Al-Kahfi: 62)
Musa berkata,
ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصاً
‘‘Itulah tempat yang kita cari,’ lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula.’ (QS. Al-Kahfi: 64)
Setibanya mereka di batu tersebut, mereka mendapati seorang lelaki yang tertutup kain, lalu Musa memberi salam kepadanya
Khidir (orang itu) bertanya, ‘Berasal dari manakah salam yang engkau ucapkan tadi?’ Musa menjawab, ‘Aku adalah Musa.’ Khidir bertanya, ‘Musa yang dari Bani Israil?’ Musa menjawab, ‘Benar!’
هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْد. قَالَ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْراً
‘‘Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?’ Dia menjawab, ‘Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.’‘ (QS. Al-Kahfi: 66–67)
Khidir berkata, ‘Wahai Musa, aku ini mengetahui suatu ilmu dari Allah yang hanya Dia ajarkan kepadaku saja. Kamu tidak mengetahuinya. Sedangkan engkau juga mempunyai ilmu yang hanya diajarkan Allah kepadamu saja, yang aku tidak mengetahuinya.’
Musa berkata,
سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ صَابِراً وَلَا أَعْصِي لَكَ أَمْراً
‘Insya Allah, kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu urusan pun.’ (QS. Al-Kahfi: 69)
Kemudian, keduanya berjalan di tepi laut. Tiba-tiba lewat sebuah perahu. Mereka berbincang-bincang dengan para penumpang kapal tersebut agar berkenan membawa serta mereka. Akhirnya, mereka mengenali Khidhir, lalu penumpang kapal itu membawa keduanya tanpa diminta upah.
Tiba-tiba, seekor burung hinggap di tepi perahu itu, ia mematuk (meminum) seteguk atau dua kali teguk air laut. Kemudian, Khidhir memberitahu Musa, ‘Wahai Musa, ilmuku dan ilmumu tidak sebanding dengan ilmu Allah, kecuali seperti paruh burung yang meminum air laut tadi!’
Khidhir lalu menuju salah satu papan perahu, kemudian Khidhir melubanginya. Melihat kejanggalan ini Musa bertanya, ‘Penumpang kapal ini telah bersedia membawa serta kita tanpa memungut upah, tetapi mengapa engkau sengaja melubangi kapal mereka? Apakah engkau lakukan itu dengan maksud menenggelamkan penumpangnya?’
Khidhir menjawab,
قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْراً. قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْراً
‘Bukankah aku telah berkata, ‘Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersamaku.’ Musa berkata, ‘Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku.’’ (QS. Al-Kahfi: 72–73)
Itulah sesuatu yang pertama kali dilupakan Musa, kemudian keduanya melanjutkan perjalanan. Keduanya bertemu dengan seorang anak laki-laki sedang bermain bersama kawan-kawannya. Tiba-tiba Khidhir menarik rambut anak itu dan membunuhnya.
Melihat kejadian aneh ini, Musa bertanya,
أَقَتَلْتَ نَفْساً زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَّقَدْ جِئْتَ شَيْئاً نُّكْراً
‘Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar.’ (QS. Al-Kahfi: 74)
Khidhir menjawab,
أَلَمْ أَقُل لَّكَ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِي صَبْراً
‘Bukankah sudah aku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?’ (QS. Al-Kahfi: 75)
Maka, keduanya berjalan. Hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka. Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh.
فَأَقَامَهُ قَالَ لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْر. قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِع عَّلَيْهِ صَبْراً
‘Khidhir berkata bahwa, melalui tangannya, dia menegakkan dinding itu. Musa berkata, ‘Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu.’ Khidhir berkata, ‘Inilah perpisahan antara aku dengan kamu.’‘ (QS. Al-Kahfi: 77–78).
Semoga Allah menganugerahkan rahmat kepada Musa ‘alaihis salam. Tentu, kita sangat menginginkan sekiranya Musa dapat bersabar sehingga kita memperoleh cerita tentang urusan keduanya.” (HR. Al-Bukhari no. 122 dan Muslim no. 2380)

Ibu bapa

MILIK AYAH & IBU...RAMAI YANG TAK TAHU...

Terdapat sebuah pertanyaan di suatu Majlis Taklim. Suatu saat pada sesi tanya jawab kajian.

Penanya: Wahai Syeikh, Ibuku tinggal menumpang bersamaku dirumahku dan terjadi masalah antara Beliau dengan isteriku.

Syeikh: Ulangi pertanyaanmu..!!

Penanya: Ibuku tinggal menumpang bersamaku di rumahku.

Syeikh: Cuba ulangi pertanyaanmu..!!

Penanya: Ibuku tinggal menumpang bersamaku di rumahku.

Syeikh: Ulangi lagi pertanyaanmu..!!

Penanya: Ibuku tinggal menumpang bersamaku.

Syeikh: Ulangi sekali lagi pertanyaanmu..!!

Penanya: Wahai Syeikh, tolong biarkan aku menyelesaikan dulu pertanyaanku, jangan anda potong.

Syeikh: Pertanyaanmu salah, yang benar engkaulah yang hidup menumpang pada ibumu, meski rumah itu milikmu dan atas namamu..

Penanya: Iya Syeikh, kalau demikian selesai sudah permasalahannya..

Syeikh: Jangan durhaka wahai anak, jangan durhaka wahai menantu..!!
Kamu dengan seluruh hartamu adalah milik ibumu.

RasululLah SAW bersabda: "Engkau dan semua hartamu adalah milik ayah Ibumu"  [HR. Ibnu Majah no. 2291]

1. Setitik air mata ibu jatuh, 10 kebajikan anak hilang, ibu-ibu jangan jatuh air mata dan anak jangan bagi ibu jatuh air mata.  Biarlah Ibu menangis kerana Anak Berjaya dan bukan sedih kerana Angkara Anak.

2. Kalau balik tengah malam, buka lampu tengok dan tatap muka Ibu/anak, sebab wajah orang tidur akan menampakkan segalanya

ADA 3 MATA YG TIDAK DIJILAT API NERAKA..

» Melihat kaabah sehingga menitis air mata.
» Membaca Al-Qur’an sehingga menitis air mata.
» Memandang wajah Ibu yang sedang tidur /sedar hingga berlinangan air mata.

Orang yang kita kena tengok dan selalu pandang dalam hidup, tengok masa tidur.
» Anak
» Ibu
» Suami /Isteri

1. Adalah menjadi satu dosa jika kita mengguna jari telunjuk untuk menunjukkan sesuatu pada Ibu/bapa.

2. Barang siapa yang tidak mendoakan ibu/bapa selepas sembahyang buat ibu yang sudah meninggal maka dikira dia anak derhaka walaupun pada waktu ibu/bapanya hidup dia tak pernah menderhaka.  Maksudnya jika ibu/bapa masih hidup atau telah tiada, selepas setiap solat kita mesti mendoakannya.

3. Doa orang yang masih hidup makbul untuk orang yang hidup dan mati. Jadi doakanlah Ibu/bapa kita yang telah tiada.

4. Ketika melalui kubur, perlahankan kenderaan (jika sedang menaiki kenderaan) dan beri salam, mereka akan doakan kita “berkatilah si pulan ini” dan jika tak bagi salam, mereka akan kata “celakahlah orang ini”  Jadi, jangan lupa bagi salam.

5. Tanda-tanda siksa Allah atas muka bumi ini antara lain simpan harta sampai mati tak pernah keluarkan zakat.

6.    Sesiapa yang bersedekah selalu, takkan miskin orang itu selamanya.

7. Jika mak ayah kita sudah meninggal dan semasa hayatnya kita ada peruntukkan wang untuk dia, bila mak kita dah takde teruskan memberi peruntukkan itu sebagai sedekah.
“Ya Allah, aku sedekahkan bagi pihak ibu/bapaku, semoga pahala sedekah ni sampai kepada ibu/bapaku”.
Itu yang yang buat ibu/bapa kita bahagia di sana.

8. Kalau kita susah nak bersedekah, bayangkan wajah Ibu/bapa kita baru kita ringan tangan nak bersedekah.

9. Allah panjangkan usia Ibu/bapa supaya mereka sakit dan nyanyuk untuk beri syurga pada anak2nya. Jagalah mereka dengan baik In shaa Allah, syurga balasannya. Jadi kalau tahu ibu/bapa sakit, berebutlah menjaga ibu/bapa kita.  Besar sangat pahalanya.

10. Allah kalau boleh tak nak kita masuk neraka jadi Allah takkan matikan seseorang dalam keadaan kotor dan berdosa jadi dia bagi kita sakit/malu/miskin untuk mmbersihkan kita sebelum dia mengambil kita.

Ya Allah jadikan hari-hari kami penuh dengan bakti kami kepada orangtua kami dan berkatilah kehidupan kami..
Aaminnn

Bahagia

Bait2 ayat2  menarik utk dijadikan sedikit pedoman kita.

Waktu sedang "di puncak" kita merasa banyak teman di sekeliling kita.

Waktu sedang "Berkuasa" kita percaya diri boleh melakukan apa saja.

Waktu sedang "Tak Berdaya" barulah kita sedar siapa sebenarnya sahabat sejati yang kita ada..

Waktu sedang "Jatuh" kita baru sedar selama ini, siapakah teman yang memperalat dan memanfaatkan kita.

Waktu sedang "Sakit" kita baru tahu bahawa sihat itu sangat penting, jauh melebihi harta.

Waktu kita "Miskin" baru kita insaf  pentingnya amalan sedekah walau pun seringgit dan saling membantu saudara kita..

Masuk "Usia Tua" baru kita tahu rupanya masih banyak amalan dituntut Allah yang belum dikerjakan/banyak ilmu yang kurang dan baru kenal jalan ke masjid.

Saat "di Ambang Ajal" kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yg terbuang sia-sia.

Hidup tidaklah lama,
Sudah saatnya kita bersama-sama membuat HIDUP LEBIH BERHARGA:

Saling menghargai,
Saling membantu,
Saling memberi,
Saling mendukung.

Jadilah teman setia tanpa syarat ...

Jangan saling memotong dan menggunting sesama teman...

Tunjukkanlah bahawa anda masih mempunyai Hati Nurani yang tulus. Jauhkan niat jahat untuk mencelakai atau memfitnah.

Jauhkan niat memaksa seseorang melakukan suatu hal untuk kepentingan peribadi kita.

Apa yang ditabur itulah yang akan dituai

Allah swt tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru, bunga selalu mekar, dan mentari selalu bersinar.

Tapi ketahuilah bahawa Allah swt selalu memberi pelangi disetiap badai, senyum disetiap air mata, Rahmat dan berkat di setiap cubaan, dan jawapan di setiap doa......

Jangan pernah menyerah , Teruslah istiqamah beribadah... kerana..
hidup ini terlalu indah....

Hidup bukanlah suatu tujuan, melainkan sebuah persinggahan sementara..

Sahabatku,
Indahnya hidup bukan kerana banyak orang mengenal kita, namun berapa banyak orang yang merasa bahagia kerana mengenal kita

tali tinggi #KERCAB



























Jumaat, 8 Januari 2016

Baca quran

TIPS BACAAN AL-QURAN


Oleh: Dr. Muhd al-Muhaysini


هذه #وصايا_أثناء_القراءة كتبها د. محمد المحيسني حفظه الله  ..


Terjemahan oleh: BroSyarief



<< 01 >>


١- لا تعطي القرآن فضلة وقتك  .


Jangan engkau berikan (fokus membaca) al-Quran pada lebihan waktumu (yakni: bila free, baru baca),


بل خصص له وقت محدد لا ينازعك عليه أحد


Malah khususkan untuknya sela waktu tertentu, yang mana tiada seorangpun yang akan mengganggumu.



<< 02 >>


٢- قبل القراءة جدد وضؤك ، واستقبل القبلة ،  .


Sebelum membaca al-Quran, perbaharui wudhu'mu, hadaplah ke arah kiblat,


وابدأ بالاستعاذة ثم البسملة ، واستحضر فضل قراءة القرآن


dan mulakan dengan Isti'azah (Bacaan A'udzu bilLah..), kemudian Basmalah (Bacaan Bismillahir-Rahman..) dan mintalah agar diterima ganjaran kelebihan membaca al-Quran.



<< 03 >>


٣- ليكن صوتك وسطاً لا مرتفعاً فتتعب وتزعج ولا منخفظاً فتملوتنعس ،


Hendaklah kekuatan suaramu sederhana, tidak terlalu kuat sehingga engkau sesak dan terganggu, dan tidak terlalu perlahan sehingga engkau bosan dan mengantuk.


ولتكن سرعتك وسطاً لا سريعة فتهذ ولا بطيئةً فتسئم .


Hendaklah laju bacaanmu itu juga sederhana, tidak terlalu laju sehingga terpotong-potong ayat (kerana sering tersilap), dan tidak juga terlalu perlahan sehingga engkau sendiri resah.



<< 04 >>


٤- للقرآن هيبة ووقار ،


al-Quran memiliki wibawa dan kehormatan.


ومن عظم القرآن في قلبه عظم الله مكانته بين الناس ،


Sesiapa yang mengagungkan al-Quran di dalam hatinya, Allah agungkan kedudukannya di kalangan manusia.


فلا تقطع قراءتك بالكلام مع فلان وفلان


Maka jangan engkau putuskan bacaanmu dengan perbualan bersama orang lain.



<< 05 >>


٥- كان السلف إذا شرع أحدهم في قراءة سورةٍ لا يقطعها حتى يتمالسورة ،


Generasi salaf dahulu apabila mereka menetapkan untuk membaca satu surah, mereka tidak akan memutuskannya sehingga sempurna bacaan satu surah tersebut.


وهذا من الأدب مع كلام الله ، والبعض يقطع الآيات !


Ini adalah di antara adab dengan kalam Allah. Membaca sebahagian itu memutuskan ayat.



<< 06 >>


٦- إذا بدأت قراءتك فلا تلتفت لأحد


Apabila engkau telah memulakan bacaanmu, maka janganlah engkau menoleh kepada sesiapapun.


وإذا أراد أحدهم الحديث معك فأشر بيدك له معتذراً ،


Jika seseorang ingin berbicara denganmu, berikan isyarat dengan tanganmu meminta maaf.


وهذا من تعظيمك لكتاب الله


Ini merupakan sikap memuliakan kitab Allah.



<< 07 >>


٧- إن كنت ولا بد قاطعاً تلاوتك لحديثك لأحدهم ، فلا تجبه فورحديثه


Jika engkau perlu untuk menghentikan bacaanmu untuk berbicara dengan seseorang (yang mengajakmu berbicara), jangan terus (berhenti untuk) menjawabnya.


بل لينتظرك حتى تقف على رأس الآية في موقف مناسب .


Malah hendaklah dia menunggu sehingga engkau berhenti di hujung ayat, pada tempat berhenti yang sesuai.



<< 08 >>


٨- يجب عليك تحريك لسانك أثناء القراءة ،  .


Hendaklah engkau menggerakkan lidahmu ketika membaca al-Quran,


أما قراءة العين فهي لا تجزئ ولا تعبر قارئاً


adapun bacaan dengan mata sahaja, tiada ganjaran dan tidak dianggap sebagai membaca.


هكذا أفتى العلامة بن باز رحمه الله


Ini sebagaimana yang difatwakan oleh Ibn Baz rahimahulLah.



<< 09 >>


٩- من عدم احترامك لكلام ربك أن تقرأ آيات يسيرة ثم تتابع تويتروتليجرام و..و..و ثم تعود ، ثم تتصفح وهكذا !


Di antara tanda hilangnya rasa hormat kepada kalam Tuhanmu, ialah apabila engkau baru membaca sedikit ayat-ayat al-Quran, kemudian engkau sambung pula dengan melihat Twitter, Telegram, dan ini, dan itu, kemudian sambung, kemudian semak lagi, dan seterusnya.



<< 10 >>


١٠- أنصحك أن تذهب لمسجد بعيد لا معارف لك به


10. Aku menasihatkanmu agar engkau pergi ke sebuah masjid yang jauh, yang engkau tidak biasa dengannya;


وأن تذهب الأخت لغرفة منعزلة ،  .


Dan bagi wanita, agar pergi ke sebarang bilik atau ruangan yang terasingkan.


لتخلوا بكتاب ربك فتذوق حلاوته وتتدبر آياته


Supaya kamu dapat bersendirian bersama kitab Tuhanmu, lalu engkau menikmati kemanisannya dan mentadabburi ayat-ayatNya.



<< 11 >>


١١-مهمة:

شر جليس لك في قراءتك هاتفك !


11. (PENTING!!) Seburuk-buruk pendampingmu ketika membaca al-Quran, ialah 'handphone'mu.


فأنصحك أن تتركه في المنزل أو السيارة


Maka, aku menasihatkanmu, agar engkau meninggalkan ia di rumah atau di dalam kenderaan (dalam keadaan yang selamat)


وتذهب للقراءة وحدك حتى لا يدخل منه الشيطان


Dan engkau pergi membaca al-Quran bersendirian, supaya Syaitan tidak mengganggumu melaluinya (yakni: telefon itu)



<< 12 >>


١٢- أثناء قراءتك ستمر عليك آيات رحمة ووعيد


12. Semasa engkau membaca, engkau akan melalui ayat-ayat tentang rahmat dan ancaman.


قف .. عند بعضها


Berhentilah.. pada sebahagian dari ayat-ayat tersebut.


وارفع يديك واسأل الله من فضله


Angkatlah kedua tanganmu dan mintalah kepada Allah dari kelebihanNya.


فلها أثر على القلب كبير .


Baginya, terdapat kesan kepada hati yang sangat besar.



<< 13 >>


١٣- إن كنت بطيئ القراءة أو لا تحسنها


13. Jika engkau (menghadapi masalah) perlahan membaca al-Quran atau engkau tak mampu membaca dengan baik,


فأعلم أن أجرك مضاعف فلك الأجر مرتين .


Ketahuilah bahawa ganjaran pahala engkau digandakan. Maka, bagi engkau, ganjaran pahala sebanyak dua kali (1 kerana membaca, 1 kerana usaha dalam susah)


وأوصيك بتحميل القرآن صوتياً بهاتفك وتابعه .


Dan aku pesan kepada engkau supaya muat turun rakaman bacaan al-Quran di dalam handphone dan (belajar membaca dengan) ikuti (rakaman bacaan) itu.



<< 14 >>


١٤- ختم قراءتك على أواخر السور أكمل وأفضل من ختمها على أواخر الأجزاء .


14. Habiskan bacaan engkau pada penghujung surah adalah lebih sempurna dan lebih baik dari menghabiskan di penghujung juz-juz.


-ابن عمر إذا شرع في سورة لا يقف حتى يختمها .


Ibn 'Umar dahulu, jika membaca pada satu-satu surah, dia tak akan berhenti sehinggalah dia menghabiskannya.



<< 15 >>


١٥-لا يشغلنك قطع الأجزاء عن التدبر ومما يساعدك عليه تكرار الآية مرتين وثلاث وعشر حتى يلين لها قلبك ،


15. Jangan engkau sibukkan (fokus) untuk menghabiskan juz-juz, daripada (yang sepatutnya, iaitu fokus) kepada tadabbur dan apa-apa yang sebenarnya membantu engkau untuk mengulang-ulang sesuatu ayat sama ada 2 kali dan 3 kali dan 10 kali, sehinggalah hatimu menjadi lembut kerana ayat itu.


تقبل الله منا ومنك .


Semoga Allah menerima (usaha ini) dari kami dan dari engkau.