Jumaat, 8 Februari 2013

syukur



Macamana rezeki kita tahun lepas?

Ada yang dapat bonus berbulan bulan.

Ada yang gaji naik berpuluh percent

Ada jugak yang naik pangkat..

Dari kerani naik eksekutif

Dari eksekutif naik Assistant Manager

Dari Asst manager naik manager

Dari Manager naik Senior Manager

Ada jugak naik pangkat ke pengurusan tertinggi

Tu yang naiklah kan?

Ada yang tak naik gaji?

Kalau naikpun seciput aja?

Dan terdengar-dengarlah rasa tak puas hati kan?

"ellehhhh... Bodek kuat bolehlah naik pangkat, naik gaji berlipat lipat..Aircond berapa horsepower tah...Puiiii"

"Naik gaji 60 hengget aja? Baik takyah bagiiii"

Dan ada pulak yang kata

"Gaji dah mati berapa tahun dah... Apalah punya management ni..tak ada kesian langsung kat staff cam aku nih! Pagi punch card..pukul 5 petang balikkk..buat hapa kerja menguntungkan company.."

Macam macam dialog hujung-awal tahun kan?

Rezeki secupak takkan jadi segantang...

Teringat pribahasa dulu dulu..

Ye ker?

Betul ke macam tu..ke kita ni yang ak pernah nak bersyukur?

Kita tak sedar yang kita ni kufur nikmat Allah SWT?

Istigfarlah kawan kawan

Jangan sampai kita mengadah ke langit sampai kita lupa tunduk merenung langkah di bumi...

Saya bukan ustaz tapi jom kita fahami firman Allah SWT dalam ayat berikut:

 Allah Swt berfirman di dalam surat an-Nahl ayat 112 dan 113 sebagai berikut:

وَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً قَرْيَةً كانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتيها رِزْقُها رَغَداً مِنْ كُلِّ مَكانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللهِ فَأَذاقَهَا اللهُ لِباسَ الْجُوعِ وَ الْخَوْفِ بِما كانُوا يَصْنَعُونَ. وَ لَقَدْ جاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ الْعَذابُ وَ هُمْ ظالِمُونَ.


Ertinya: 

"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rizkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah. 

Karena itulah Allah mengenakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya. Karena itu, mereka dimusnahkan oleh azab Ilahi dan mereka adalah orang-orang yang zalim”.
 

Dua ayat di atas ingin menjelaskan tempat kembali orang-orang yang tidak mensyukuri nikmat-nikmat Allah Swt, dan bahkan mereka mengkufurinya. Karenanya Allah Swt  menimpakan siksa yang berat kepada mereka.

Moga kita sentiasa menjadi insan insan yang bersyukur....

Saya rangkumkan perkongsian saya dengan gambar ini...

Senang sangat kita lupa kan?

*sigh*
Macamana rezeki kita tahun lepas?

Ada yang dapat bonus berbulan bulan.

Ada yang gaji naik berpuluh percent

Ada jugak yang naik pangkat..

Dari kerani naik eksekutif

Dari eksekutif naik Assistant Manager

Dari Asst manager naik manager

Dari Manager naik Senior Manager

Ada jugak naik pangkat ke pengurusan tertinggi

Tu yang naiklah kan?

Ada yang tak naik gaji?

Kalau naikpun seciput aja?

Dan terdengar-dengarlah rasa tak puas hati kan?

"ellehhhh... Bodek kuat bolehlah naik pangkat, naik gaji berlipat lipat..Aircond berapa horsepower tah...Puiiii"

"Naik gaji 60 hengget aja? Baik takyah bagiiii"

Dan ada pulak yang kata

"Gaji dah mati berapa tahun dah... Apalah punya management ni..tak ada kesian langsung kat staff cam aku nih! Pagi punch card..pukul 5 petang balikkk..buat hapa kerja menguntungkan company.."

Macam macam dialog hujung-awal tahun kan?

Rezeki secupak takkan jadi segantang...

Teringat pribahasa dulu dulu..

Ye ker?

Betul ke macam tu..ke kita ni yang ak pernah nak bersyukur?

Kita tak sedar yang kita ni kufur nikmat Allah SWT?

Istigfarlah kawan kawan

Jangan sampai kita mengadah ke langit sampai kita lupa tunduk merenung langkah di bumi...

Saya bukan ustaz tapi jom kita fahami firman Allah SWT dalam ayat berikut:

Allah Swt berfirman di dalam surat an-Nahl ayat 112 dan 113 sebagai berikut:

وَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً قَرْيَةً كانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتيها رِزْقُها رَغَداً مِنْ كُلِّ مَكانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللهِ فَأَذاقَهَا اللهُ لِباسَ الْجُوعِ وَ الْخَوْفِ بِما كانُوا يَصْنَعُونَ. وَ لَقَدْ جاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ الْعَذابُ وَ هُمْ ظالِمُونَ.


Ertinya:

"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rizkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah.

Karena itulah Allah mengenakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya. Karena itu, mereka dimusnahkan oleh azab Ilahi dan mereka adalah orang-orang yang zalim”.


Dua ayat di atas ingin menjelaskan tempat kembali orang-orang yang tidak mensyukuri nikmat-nikmat Allah Swt, dan bahkan mereka mengkufurinya. Karenanya Allah Swt menimpakan siksa yang berat kepada mereka.

Moga kita sentiasa menjadi insan insan yang bersyukur....

Saya rangkumkan perkongsian saya dengan gambar ini...

Senang sangat kita lupa kan?

Khamis, 7 Februari 2013

fadilat sedekah

Kita banyak berjanji atau bernazar,
" Ah kalau saya di promosi jadi Maneger, saya akan memberi makan anak yatim ".
" Ah kalau gaji saya bisa naik sampai 40% tahun ini, saya akan membelikan pembantu saya baju"

" Ah kalau bisnis saya lancar dan mencapai target, saya akan potong 2 kambing dan dibagikan kepada fakir miskin ".
" Ah kalau saya dapat jodoh tahun ini, saya akan menyumbang masjid Rp. 5 jt " .
" Ah kalau saya bisa punya anak dan hamil, saya akan membiayai keluarga saya yang tidak mampu " .

" Ah kalau hutang-hutang saya lunas, saya akan mengambil anak asuh "
" Ah kalau saya sembuh dari sakit, saya akan membiayai orang sakit yang tidak mampu "

Semua pernyataan, atau janji-janji di atas tidak salah.
Tapi, bagaimana jika semua itu tidak terjadi ? Karena semuanya Allah yang berkehendak dan menentukan.
Jika semua tidak terjadi artinya kita tidak jadi memberi makan anak yatim?

Tidak jadi membelikan baju pembantu kita?
Tidak jadi potong 2 kambing dan dibagikan kepada fakir miskin?
Tidak jadi menyumbang masjid Rp. 5 jt ?
Tidak jadi membiayai keluarga yang tidak mampu?
Tidak jadi mengambil anak asuh?
Atau tidak jadi membiayai orang sakit yang tidak mampu?

Dear friends ,
Bersedekah itu adalah pancingan.
Ketika kita menginginkan kehadiran anak, pancing dengan sedekah
Ketika seseorang ingin mendapat jodoh, pancing dengan sedekah
Ketika ingin mendapat pekerjaan yang lebih baik, pancing dengan sedekah

Ketika seseorang ingin pekerjaan, pancing dengan sedekah
Ketika ingin usahanya tambah maju, pancing dengan sedekah
Ingin beli rumah dan bisa lepas dari rumah kontrakan, pancing dengan sedekah
Ketika orang ingin dilepaskan kesulitannya, pancing dengan sedekah

Bersedekah mempercepat datangnya bantuan Allah. Jangan sayang-sayang dalam bersedekah, utamanya bila ingin cepat dibantu Allah.
Maka, ketika kita mau bersedekah, mau mengorbankan harta kita, di
saat tidak punya, di saat kita menderita, nilainya sangat luar biasa di sisi Allah.

Dan inilah kunci pembuka rezeki yang sebenarnya. Allah Maha Melihat,
pengorbanan kita akan dilihat Allah dan Allah Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, jangan takut harta kita habis karena bersedekah.

Ada 4 fadilah sedekah :
1. Mengundang datangnya rezeki
2. Menyembuhkan penyakit
3. Menghilangkan kesulitan
4. Memperpanjang umur

Jadi alangkah baiknya jika ...
Sebelum menjadi Manager, kita memberi makan anak yatim, kemudian setelah menjadi Manager, kita memberi makan anak yatim lagi
Sebelum gaji naik 30%, kita menafkahkan pembantu kita, setelah gaji naik kita belikan baju lagi
Sebelum bisinis lancar dan mencapai target, kita potong 2 kambing dan dibagikan kepada fakir miskin, setalah bisnis lancar, kita potong 4 kambing

Sebelum dapat jodoh tahun ini, kita sumbang mesjid Rp. 5 jt, setelah dapet jodoh sumbang masjid lagi Rp. 10 juta
Sebelum bisa punya anak, kita biayai keluarga dekat yang tidak mampu, setelah punya anak, kita biayai lagi keluarga dekat yang tidak mampu
Sebelum hutang-hutang lunas, jual HP kita, jual TV kita atau apapun harta yang kita cintai, uangnya untuk mengambil anak asuh, setelah
hutang-hutang lunas, ambil lagi anak asuh.

Sebelum sembuh dari sakit, kita biayai orang sakit yang tidak mampu, setelah sembuh dari sakit biayai lagi orang sakit yang tidak mampu.

ahli syurga

Dia mungkin ahli syurga...

Ketika singgah di sebuah surau di Melaka untuk bersolat Maghrib semalam, kelihatan ianya lengang dari didatangi pengunjung. Taman permainan masih riuh rendah dengan gegak-gempita kegembiraan suara anak-anak muda Melayu.

Seorang pemuda membersihkan diri di perkarangan surau sebelum masuk waktu Maghrib. Dari air mukanya yang jernih, saya dapat mengagak bahawa dia pemuda yang baik, berasal dari Bangladesh (B).

Dr Z : Assalamu'alaikum. Siapa nama?
B : Wa'alaikum salam. Munzeer Alam...tersenyum :)
(kalau tak silap, Munzeer Alam ertinya pemberi peringatan kepada 'alam)

Dr Z : Asal dari Bangladesh? Dakka? Chittagong?
B : Saya dari Dakka tapi kampung sikit...

Dr Z : Sudah berapa lama di Melaka? Kerja di mana?
B : Sudah ampat tahun. Kilang sana tu...

Dr Z : Macam mana kerja di sini? Berapa dapat sebulan?
B : Kerja teruk sikit tapi saya perlu cari duit untuk amak, papa & adik juga. Keluarga saya susah di Bangladesh. Sini kilang bagi RM 675 satu bulan tapi kalau ada OT dapatlah RM 1 ribu lebih sikit.

Dr Z : Berapa banyak boleh hantar kepada keluarga sebulan?
B : Tengok berapa banyak OT. Kalau tak ada OT, satu bulan hantar RM 400. Kalau ada OT, satu bulan hantar RM 700. Saya belanja dlm RM 200+ satu bulan utk makan saja lah

Dr Z : Cukup ke RM 200+ sebulan belanja di Melaka?
B : Cukup lah...(senyum). Saya jimat supaya keluarga tak susah di Dakka. Penting sekali saya buat baik, sembahyang jamaah 5 kali satu hari, doa untuk semua umat

Dr Z : Ok lah Munzeer. Sudah masuk Maghrib, tiada orang surau ni. Biar saya azan Maghrib.....(bersalaman mengakhiri perbualan)


........saya beredar sambil berfikir. Hebat juga pemuda ni, pengajian tak setinggi mana, kerja kilang, dia tak glamour atau dikenali oleh sesiapa tetapi amalannya adalah amalan ahli syurga.

Ya Allah pilihlah aku untuk bersama di kalangan ahli-ahli syurgaMU...

Diambil dari :

Suami kembali

Soalan: Ustaz, suami saya telah kembali ke rahmatullah kira-kira tiga bulan yang lalu. Bagaimanapun sejak akhir-akhir ini ada sesuatu yang pelik berlaku pada diri saya, iaitu pada setiap malam arwah mendatangi dan bergaul dengan saya. Kemusykilan saya ;

i) Bolehkah suami yang telah kembali ke rahmatullah, mendatangi semula dan bergaul, sepertimana mereka hidup pada malam-malam hari sebelum kematiannya?

ii) Bolehkah ruh suami saya menziarahi anggota keluarganya, menziarahi rumah atau kampung halamannya?

iii) Apakah benar ruh orang yang sudah meninggal, boleh balik memasuki tubuh anggota keluarganya, seolah-olahnya boleh berinteraksi dengan orang hidup.

Hamimah Abdullah
Banting, Selangor.

Jawapan:

Puan,

Menjawab soalan pertama, di sini ada dua episod daripada soalan ini, pertamanya, mendatangi isteri setelah suaminya meninggal iaitu ‘tidur bersama’, mungkin berlaku sebagai suatu mimpi indah atau keduanya, benar-benar berlaku dalam keadaan sedar dan yakin bahawa itu adalah suaminya yang terdahulu.

Kalau berlaku itu atas nama mimpi, memanglah ia sesuatu yang mungkin, lebih-lebih lagi berlaku kepada isteri yang amat menyayangi suaminya yang telah pergi menemui Allah lebih dahulu daripadanya.

Adapun mendatangi isteri dalam maksud ia benar-benar sedar dan yakin bahawa itu adalah suaminya maka ini adalah tidak mungkin dan tidak boleh berlaku kerana orang yang telah meninggal telah berpindah ke alam baqa’ – alamul khulud – yang bermula daripada kubur.

Hadis Nabi s.a.w menyebut (yang bermaksud),”Alam kubur itu adalah suatu tempat tinggal sementara, tempat berhenti daripada tempat-tempat yang akan dilalui, menuju ke alam Akhirat, alam kubur adalah sebahagian daripada alam barzakh, maka yang telah dimasukkan ke alam kubur akan berada di dalamnya sehingga hari Kiamat yang tidak mungkin boleh kembali ke alam dunia.”

Adapun yang berlaku setelah yang didakwa oleh banyak orang, khasnya kepada saya, puan mesti yakin bahawa itu bukanlah suami yang sebenar.

Kalaupun berlaku sungguh, ia akan berlaku, tetapi bukan daripada suami. Tetapi ia dilakukan oleh makhluk lain yang bernama Qareen. Qareen ini memang wujud, dalam al-Qurannul Karim, terdapat istilah Qareen ini sebanyak 12 kali. Misalnya kita merujuk kepada Surah as-Shaffaat, ayat 51 yang bermaksud, salah seorang daripada yang telah meninggal yang menghadapi balasan Allah S.W.T, mengakui dengan mengatakan bahawasanya, adalah pada diri saya dahulunya ada Qareen.

Qareen dalam tafsir seperti al-Qurtubi dan al-Maraghi, disebut sebagai kawan atau teman yang begitu rapat. Ertinya, insan yang menjadikan Qareen sebagai teman rapatnya maka dia telah mendapat sejahat-jahat teman. Qareen adalah satu jenis daripada jenis-jenis Jin ataupun Syaitan.

Pada umumnya, apabila manusia bersahabat dengan syaitan serta meminta tolong daripadanya dan berbagai-bagai lagi, maka jadilah dia Qareen. Oleh itu, selepas daripada kematian manusia, Qareen ini akan melakukan berbagai-bagai perkara yang tidak baik termasuklah dia boleh menganggu keluarga si mati dan mendatangi isterinya sebagaimana rupa suami terdahulu.

Oleh sebab itu puan tidak seharusnya mempercayai bahawa ‘dia’ adalah suami puan, kerana suami puan yang sebenarnya telah kembali ke rahmatullah.

Mengenai soalan kedua, orang yang telah meninggal dunia, ruhnya kembali kepada Allah S.W.T yang diistilahkan berada dalam alam Barzakh, ianya adalah alam Akhirat. Justeru insan yang telah pergi kepada-Nya tidak mungkin dan tidak boleh kembali ke alam dunia kerana Barzakh itu bermaksud pemisah atau penghalang. Ia seumpama sebuah tembok yang kukuh memisahkan di antara dua alam.

Maka orang yang telah kembali kerahmatullah atau kembali ke alam Barzakh ini, dia tidak boleh kembali. Dalam Surah az-Zumar, ayat 42 yang bermaksud, “Allahlah yang memisahkan nyawa dengan mati daripada makhluk-Nya dan memegang yang telah pasti mati ini dengan tidak membenarkannya kembali ke dunia.”

Ayat al-Quran lain ada menyebut,
“Bahawa selepas kematian, mereka akan kembali ke alam Barzakh sehinggalah kepada hari Kiamat.”

Banyak ayat al-Quran dan al-Hadis yang menunjukkan bahawa ruh si mati berada dalam suatu kepungan Barzakh yang tidak mungkin boleh kembali ke alam dunia. Sebagaimana kita ke alam dunia tidak boleh masuk ke alam Barzakh (tanpa ada sebab).

Logiknya kita lihat, kalaulah ruh orang yang telah mati itu boleh kembali ke dunia, boleh melakukan berbagai-bagai perkara, sudah tentu orang-orang yang telah meninggal itu seolah-olahnya tiada seksa kubur, tiada balasan dan seolah-olahnya mereka bebas ke sana ke mari.

Oleh itu, kita harus yakin bahawa ruh si mati tidak boleh kembali untuk menziarahi keluarganya, rumahnya atau sebagainya.

Kepada soalan ketiga, pada saya orang yang telah meninggal tidak boleh kembali ke dunia. Peninggalannya adalah peninggalan yang terakhir, sebab itu ia disebut kembali ke rahmatullah. Sama ada dia (si mati) berada dalam keadaan penuh dengan nikmat alam Barzakh yang bermula dari alam kubur, atau bermula dengan seksa kubur seperti yang sabit dalam nas-nas al-Quran dan as-Sunnah yang wajib diimani adanya azab kubur.

Dalam kedua-dua keadaan ini, si mati sudah tidak mungkin akan kembali ke dunia ini kerana dia berada dalam alam Barzakh.

Akan tetapi berlaku dalam dunia ini, orang mengatakan ruh orang mati, kembali ke dunia dan meminjam jasad-jasad yang tertentu yang jadi seperti orang kehilangan akal, bercakap dengan nada, irama dan kelakuan orang yang telah mati.

Daripada pengalaman saya, ada juga yang medakwa dirinya Nabi Khidir, Sheikh Abdul Qadir Jailani, Wali Songo dan sebagainya. Ada juga pihak tertentu yang mengubat orang, yang mengajar ilmu-ilmu yang didakwa kununnya diambil daripada orang yang telah mati.

Semuanya ini adalah tidak benar dan ditolak oleh Islam.

Seolah-olah wujudnya fahaman mengembalikan ruh, dalam istilah Arabnya disebut tanasuthil arwah – reincarnation -. Fahaman ini ada dalam fahaman Buddha, Hindu dan fahaman purba. Islam bersih daripada semua fahaman ini.

Umat Islam mesti beriman bahawa ruh adalah untuk dirinya sahaja dan tidak boleh masuk dalam diri orang lain. Satu jasad satu ruh, apabila dipisahkan, jasad akan tinggal di alam dunia, ruh kembali ke alam Barzakh.

Apabila tibanya nanti di hari Qiamat, jasad akan dijadikan semula dan ruh akan mencarinya untuk dihisabkan oleh Allah S.W.T. Alam Barzakh adalah suatu alam yang ditutup rapat.

Oleh kerana itu pada pandangan saya tidak timbul sama sekali manusia yang telah mati, ruhnya boleh menganggu atau menyakiti manusia.

Wallahu a’lam.
Tuan Guru Dato’ Dr Haron Din

Dipetik dari kitab: “Menjawab Persoalan Makhluk Halus: Kaitannya Dengan Penyakit Dan Pengubatan – Bersama Tuan Guru Dato’ Dr. Haron Din”.

Jin lemah


Walaupun jin dan syaitan mempunyai kemampuan-kemampuan yang tidak dimiliki oleh manusia, akan tetapi al-Quran dengan tegas mengatakan bahawa hakikatnya syaitan dan tipu dayanya itu adalah lemah. Berikut adalah beberapa contoh kelemahan jin, di antaranya:

1. Tidak boleh mengalahkan orang-orang soleh.

Bukti bahawa syaitan atau jin tidak akan dapat mengalahkan orang soleh adalah perkataan syaitan sendiri ketika berdialog dengan Allah dalam surah al-Hijr ayat 39 -

“Iblis berkata:” Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahawa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka “. (Surah Al-Hijr 15: 39-40).

Dari ayat ini dapat difahami bahawa yang menyebabkan syaitan itu dapat menguasai seseorang adalah kerana perbuatan dosanya. Ketika seseorang itu dekat dengan Allah, maka syaitan akan lari dan tidak akan berani mendekatinya apatah lagi menguasainya.

2. Syaitan takut dan lari oleh sebahagian hamba Allah

Apabila seseorang betul-betul memegang ajaran agamanya dengan betul serta mengukuhkan keimanannya dengan teguh, maka syaitan akan takut dan lari. Hal ini terdapat pada diri Umar bin Khatab. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Turmu-dzi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada Umar: “Sesungguhnya syaitan sangat takut olehmu, wahai Umar” (HR. Turmudzi).

Bukan hanya kepada Umar, akan tetapi syaitan (jin kafir) juga akan takut oleh orang-orang beriman yang betul-betul dengan keimanannya. Dalam al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir pernah mengutip sebuah hadis berikut ini:

“Sesungguhnya orang mukminakan dapat mengawal (mengalahkan) syaithannya sebagaimana salah seorang dari kalian yang dapat mengawal untanya ketika perjalanan” (HR. Ahmad).

Bahkan, apabila seseorang betul-betul, dan soleh, dia boleh membawa qarinnya (penyertanya, kerana setiap manusia itu pasti disertai oleh syaitan (jin kafir) di sebelah kirinya dan malaikat di sebelah kanan atau sering disebut dengan qarin) masuk Islam. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim ini juga:

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:” Tidak ada seorang pun kecuali ia disertai oleh seorang qarin (penyerta) dari jin dan seorang qarin (penyerta) dari malaikat “. Para sahabat bertanya: “Apakah termasuk anda juga wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Ya termasuk saya, hanya saja Allah menolong saya sehingga jin itu masuk Islam. Ia (jin tadi) tidak pernah menyuruh saya kecuali untuk kebaikan “(HR. Muslim).

3. Jin takluk dan taat kepada Nabi Sulaiman.

Di antara mukjizat Nabi Sulaiman adalah dapat menaklukan jin dan syaitan sehingga semuanya boleh bekerja atas perintahnya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam ayat al-Qur’an berikut ini dalam surat Shad ayat 36-38:

“Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu” (QS. Shad ayat 36-38 ).

Mukjijat ini diberikan kepada Nabi Sulaiman sebagai pengabulan atas doanya yang mengatakan:

“Dan berikanlah kepadaku kerajaan yang tidak diberikan kepada seseorang setalahku” (QS Shad 38:35).

Doa Nabi Sulaiman inilah yang menyebabkan Rasulullah tidak jadi untuk mengikat jin yang datang dengan melemparkan anak panah ke muka beliau. Dalam sebuah hadis Muslim dikatakan:

“Dari Abu Darda berkata:” Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bangun, tiba-tiba kami mendengar Rasulullah mengatakan: “Aku berlindung kepada Allah darimu”, kemudian Rasulullah Shallallahu’ Alaihi wa Sallam juga berkata: “Allah telah melaknatmu” sebanyak tiga kali. Rasulullah lalu menghamparkan tangannya seolah-olah beliau sedang menerima sesuatu. Ketika Rasulullah selesai solat, kami bertanya: “Wahai Rasulullah, kami mendengar anda mengatakan sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelum ini. Kami juga melihat anda membukakan kedua tangan anda “. Rasulullah menjawab: “Baru Iblis, musuh Allah datang membawa anak panah api untuk dipasang di muka saya, lalu aku berkata:” Aku berlindung kepada Allah darimu “sebanyak tiga kali, kemudian saya juga berkata:” Allah telah melaknatmu dengan laknat yang sempurna “sebanyak tiga kali. Kemudian saya bermaksud untuk mengambilnya. Seandainya saya tidak ingat doa saudara kami, Sulaiman, tentu saya akan mengikatnya sehingga menjadi mainan anak-anak penduduk Madinah “(HR. Muslim).

4. Jin atau syaitan tidak dapat menyerupai Rasulullah

Syaitan dan jin tidak dapat menyerupai bentuk dan muka Rasulullah saw. Oleh kerana itu, apabila seseorang bermimi melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka ia sungguh telah melihatnya. Dalam hadis sahih dikatakan:

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:” Sesiapa yang bermimpi melihatku, maka dia sungguh telah melihatku, kerana syaitan tidak dapat menyerupaiku “(HR. Muslim).

5. Jin dan syaitan tidak boleh melewati batas-batas tertentu di langit

Sekalipun jin dan syaitan mempunyai kelebihan dapat bergerak dengan cepat, akan tetapi mereka tidak akan dapat melepasi batas-batas yang telah ditetapkan yang tidak dapat dilalui selain oleh para malaikat. Kerana apabila mereka berani melaluinya, maka mereka akan binasa dan hancur. Kerana itu pula, jin tidak dapat mengetahui dan mencuri maklumat dari langit sehingga apa yang dibisikkannya ke tukang-tukang ramal dan dukun adalah kebohongan semata. Untuk lebih jelasnya akan hal ini, dapat dilihat dalam surah al-Rahman ayat 33-35).

6. Jin tidak dapat membuka pintu yang sudah ditutup dengan menyebut nama Allah

Dalam sebuah hadis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:” Tutuplah pintu-pintu, dan sebutlah nama Allah (ketika menutupnya), kerana syaitan tidak akan membuka pintu yang sudah dikunci dengan menyebut nama Allah. Tutup jugalah tempat air minum (qirab dalam bahasa Arab adalah tempat menyimpan air minum yang diperbuat dari kuit binatang) dan bekas-bekas kamu (untuk masa sekarang seperti almari, bupet, peti sejuk dan lain) sambil menyebut nama Allah, meskipun kamu hanya menyimpan sesuatu di dalamnya dan (ketika hendak tidur), matikanlah lampu-lampu kalian “(HR. Muslim).