Khamis, 1 Oktober 2020

cinta ilmu

 KISAH UNTUK PENCARI ILMU 


Ada seorang santri dari Indonesia menuntut ilmu di Rubath Tarim pada zaman Habib Abdullah bin Umar Asy-Syathiri. Setelah di sana 4 tahun, santri itu minta pulang. Dia pamit minta izin pulang kepada Habib Abdullah.

 “Habib, saya mau pulang saja.”

 “Lho, kenapa?” tanya beliau.

 “Bebal otak saya ini. Untuk menghafalkan setengah mati, tidak pantas saya menuntut ilmu, saya minta izin mau pulang.”

 Habib Abdullah berkata “Jangan dulu, sabar.”

 “Sudah Bib, saya sudah empat tahun bersabar, sudah tidak kuat, lebih baik saya menikah saja.”

 Lalu beliau berkata “Sebentar, saya mau mengetes dulu bagaimana kemampuanmu menuntut ilmu.” santri itu menjawab “Sudah bib, saya menghafalkan setengah mati, tidak hafal- hafal.”

 

Habib Abdullah kemudian masuk ke kamar, mengambil surat-surat untuk santri itu. Pada masa itu surat-surat dari Indonesia ketika sampai di Tarim tidak langsung diberikan. Surat tersebut tidak akan diberikan kecuali setelah santri itu menuntut ilmu selama 15 tahun.

 Kemudian Habib Abdullah menyerahkan seluruh surat itu kepadanya, kecuali satu surat.

 Setelah diterima, dibacalah surat-surat itu sampai selesai. Satu surat yang tersisa kemudian diserahkan.

 “Ini surat siapa?” tanya Habib.

 “Owh, itu surat ibu saya.”

 “Bacalah!”

 Santri itu menerima surat dengan perasaan senang, kemudian dibacanya sampai selesai.

 Saat membaca, kadang dia tersenyum sendiri, sesekali diam merenung, dan sesekali dia sedih.

 “Sudah kamu baca?” tanya beliau lagi.

 “Sudah ya habib.” “Berapa kali?” tanya beliau.

 “Satu kali ya habib." “Tutup surat itu! Apa kata ibumu?”

 “Ibu saya berkata saya disuruh mencari ilmu yang bener, bapak sudah membeli mobil baru. Adik saya sudah diterima bekerja di sini, dan lain-lain.”

 Isi surat yang panjang itu dia berhasil menceritakannya dengan lancar dan lengkap. Tidak ada yang terlewatkan.

 “Baca satu kali kok hafal? Katanya bebal gak hafal-hafal, sekarang sekali baca kok langsung hafal dan bisa menyampaikan.” kata Habib dengan pandangan serius.

 Santri itu bingung tidak bisa menjawab. Dia menganggap selama ini dirinya adalah seorang yang bodoh dan tidak punya harapan. Sudah berusaha sekuat tenaga mempelajari ilmu agama, dia merasa gagal. Tetapi membaca surat ibunya satu kali saja, dia langsung paham dan hafal.

 

Habib Abdullah akhirnya menjelaskan kenapa semua ini bisa terjadi. Beliau mengatakan:

 

ﻷﻧﻚ ﻗﺮﺃﺕ ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺃﻣﻚ ﺑﺎﻟﻔﺮﺡ ﻓﻠﻮ ﻗﺮﺃﺕ ﺭﺳﺎﻟﺔ ﻧﺒﻴﻚ ﺑﺎﻟﻔﺮﺡ

 ﻟﺤﻔﻈﺖ ﺑﺎﻟﺴﺮﻋﺔ

 

“Sebab ketika engkau membaca surat dari ibumu itu dengan perasaan gembira. Ini ibumu, coba jika engkau membaca syariat Nabi Muhammad Saw dengan bahagia dan bangga, ini adalah Nabiku, niscaya engkau sekali baca pasti langsung hafal. ”

 

Banyak saudara-saudara kita (atau malah kita sendiri) yang tanpa sadar mengalami yang dirasakan santri dalam kisah di atas. Jawabannya adalah rasa cinta. Kita tidak menyertakan perasaan itu saat membaca dan mempelajari sesuatu, sehingga kita merasa diri kita bodoh dan tidak punya harapan sukses.

 

Banyak orang merasa bodoh dalam pelajaran, tetapi puluhan lagu-lagu cinta hafal di luar kepala. Padahal tidak mengatur waktu khusus untuk menghapalkannya.

 

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻓﺘﺢ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻓﺘﻮﺡ ﭐﻟﻌﺎﺭﻓﻴﻦ ﻭﺍﺭﺯﻗﻨﺎ ﻓﻬﻢ ﺍﻟﻨﺒﻴـﻴﻦ ﻭﺇﻟﻬﺎﻡ ﭐﻟﻤﻼﺋﻜﺔ

 ﺍﻟﻤﻘﺮﺑﻴﻦ ﺑﺮﺣﻤﺘﻚ ﻳﺂ ﺃﺭﺣﻢ ﺍﻟﺮﺍﺣﻤﻴﻦ


(Habib Abdullah bin Umar Assyatiriy adalah ayahanda Habib Salim bin Abdullah Assyatiriy)

Rabu, 30 September 2020

tazkirah

 *PONDOK LANGKAP*

Setiu, Terengganu D.I. 

Mudir : Tuan Guru Haji Suhaimi tamat pengajian di Makkah. 

Pelajar seramai 130 orang. 

Pembelajaran kitab turath.


1️⃣ *Senarai kitab 'sekurang-kurang' kena belajar dipondok*


ILMU TAUHID :

- Ummul Barahin,

- Kifayatul Awam, 

- Syarqowi Hudhudi, 

- Bajuri Sanusi, 

- Dusuqi.


ILMU FIQH :

- Munyatul Musolli, 

- Bahjatul Mubtadi, 

- Idhohul Bab, 

- Kifayatul Mubtadi, 

- Matlaul Badrain, 

- Bughyatul Tullab, 

- Sabilal Muhtadin, 

- Bajuri Qasim, 

- Ia'natu Tolibin, 

- Tahrir,​ 

- Iqna', 

- Fathul Wahhab.


ILMU TASAWUF :

- Penawar Bagi Hati, 

- Hidayatul Salikin, 

- Minhajul Abidin, 

- Hikam, 

- Addurun Nafis.


ILMU TAFSIR :

- Tafsir Jalalain.


ILMU SIRAH :

- Nurul Yakin, 

- Syamail Muhammadiah.


ILMU HADIS :

- Hadis 40, 

- Mukhtasar Ibni Abi Jamrah, 

- Mukhtarul Ahadis, 

- Jawahirul Bukhori, 

- Al-'Asfuriyyah, 

- Ihkamul Ahkam, 

- Al-Azkar, 

- Riyadhus Solihin, 

- Bulughul Marram.


ILMU SARF :

- Matan Bina', 

- Matan Izzi, 

- Kailani, 

- Lamiyatul Af'al.


ILMU NAHU :

- Ajrumiyah, 

- Abniyatul Asma', 

- Mukhtasar Jiddan, 

- Tashil Nailil Amani, 

- Syeikh Kholid, 

- Usymawi, 

- Kawakib Durriyyah, 

- Syarah Azhariyyah, 

- Syujai', 

- Alfiyyah, 

- Ibnu Aqil, 

- Syuzuruzzahab, 

- Yasin.


ILMU MANTIK :

- Idhohul Mubham.


ILMU BAYAN :

- Sullamul Bayan, 

- Sowi Dardiri.


ILMU BALAGHAH :

- Husnu Siyaghah, 

- Jauharul Maknun


USUL FIQH :

- Hasyiyah Annafahat.


MUSTOLAH HADIS :

- Taqriratu Saniyyah.


USUL TAFSIR :

- Faidhul Khobir.


ILMU MAQULAT :

- Matan Maqulat.


ILMU QAWAID FEQHIYYAH :

- Idhohul Qawaed Feqhiyyah.


2️⃣ *Senarai kitab 'sekurang-kurang' kena belajar untuk muzakarah di masjid:*

- Matlaul Badrain, 

- Sirajul Huda, 

- Hidayatus Salikin, 

- Jauharul Mauhub, 

- Muhimmah, 

- Penawar Bagi Hati, 

- Sullamul Mubtadi, 

- Idhohul Bab, 

- Adduru Thamin, 

- Perisai Bagi Sekalian Mukallaf.


3️⃣ *Senarai kitab 'sekurang-kurang' kena belajar untuk muzakarah di surau2 kecil.*

- Faridah Faraid, 

- Munyatul Musolli, 

- Wisyahul Afrah, 

- Bakuratul Amani, 

- Bahjatul Mubtadi, 

- Hidayatus Sibyan.


4️⃣ *Matan Wajib Dihafaz*

- Ajrumiyyah, 

- Abniyatul Asma', 

- Matan Bina', 

- Matan Izzi, 

- Kawakib, 

- Alfiyyah.


*PERHATIAN!!! :*

SEKURANG-KURANG YA...

Perkongsian dari pondok Padang Pusu, Fathani

Isnin, 28 September 2020

bumi datar

 Hari Ahad 9 Safar 1442 Hijrah


BUMI MENDATAR (BULAT LEPER) DAN DUNIA BERBENTUK SPERA (BULAT BEBOLA)


#BUMI

Permukaan Bumi ini luas terhampar berbentuk bulat leper dan seperti talam. 


Allah s.w.t jadikan di atas permukaan bumi ini daratan tanah, bukit bukau, gunung ganang, sungai, tasik, laut, lautan dan pelbagai hidupan.


#LANGIT DUNIA

Langit itu tinggi di Atas Muka Bumi, langit pertama (langit dunia) seperti mangkuk kaca berbentuk semi-spera yg menutupi Muka Bumi. 


Lapisan langit ada 7 lapis, semakin tinggi semakin besar keluasannya. Untuk menembusi langit pertama memerlukan kekuatan daripada Allah s.w.t sahaja dan manusia dan jin tidak mampu menembusinya tanpa izin Allah s.w.t. 


Ada pintu di setiap lapisan langit pertama hingga langit ke7, Rasulullah s.a.w. melalui setiap pintu langit untuk naik mengadap Allah s.w.t semasa Israk Mikraj. 


Setiap pintu dikawal oleh malaikat² tertentu yang Allah s.w.t tugaskan. 


#LAPISAN DUNIA

Bumi juga ada 7 lapisan, lapisan pertama (lapisan dunia) berada di bawah bumi juga seperti mangkuk kaca yang bentuk semi-spera sama saiznya dengan langit pertama. 


Manusia dan jin juga tidak akan mampu menembusi lapisan bumi pertama untuk tembus ke lapisan kedua melainkan dengan izin Allah s.w.t. 


Setiap lapisan bumi juga ada pintu yang dijaga oleh malaikat² yang ditugaskan oleh Allah s.w.t.


Semakin bawah lapisan bumi semakin luas lapisannya. Lapisan bumi ke dua lebih luas daripada lapisan bumi pertama, begitulah seterusnya sehingga lapisan bumi ke 7 yg paling rendah.


#BENTUK DUNIA

Lapisan langit pertama (lapisan dunia) dicantum dengan lapisan bumi pertama (lapisan dunia) akan menjadi bentuk spera lengkap seperti sebutir guli @ bebola kaca. 


Itu lah bentuk Dunia. Ditengah²nya perMukaan Bumi, di atasnya lapisan Langit dan dibawahnya lapisan Bumi. 


#PASANGAN

Setiap sesuatu diciptakan berpasangan; 

1) Langit pasangannya Bumi.


2) Matahari pasangannya Bulan. 

Matahari berada di #luar lapisan langit pertama dan bulan berada di #dalam lapisan langit pertama.


3) Siang pasangannya Malam.


#BULAN

Bulan (yang bercahaya) sentiasa beredar mengitari perMukaan Bumi yang bulat. Bulan beredar dari arah utara ke selatan dan mengambil masa satu bulan untuk satu peredaran lengkapnya. 


Bulan beredar dari Kanan ke Kiri berpaksikan Baitullah Kaabah (Tawaf).


#MATAHARI

Matahari (yang menyala) mengitari dari atas ke bawah Lapisan Dunia yakni lapisan langit pertama (langit Dunia) dan lapisan bumi pertama (lapisan Dunia). 


Matahari keluar dari timur dan masuk ke barat melalui suatu lubang yang berada di antara dua gunung (gunung Qaf), perjalanan Matahari mengambil masa satu hari untuk satu peredaran lengkap. 


Terdapat 2 tempat terbit Matahari dan 2 tempat terbenamnya, bersilih ganti tempat terbit dan terbenam dalam tempoh masa satu tahun.


Matahari juga beredar berpaksikan Baitullah Kaabah(Tawaf) tetapi beredar dari Timur ke Barat.


Note : Pernyataan tersebut ini adalah pendapat dan pemahaman diri saya yang kerdil dan lemah. Pendapat ini boleh disangkal dan saya sedia menerima sebarang komen, pandangan dan teguran. 

Sekian terima kasih.

Daripada Amirrullatif.



https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3595943530527176&id=100003346930052

Khamis, 24 September 2020

rahmat الله

 🌹 *BERILAH AKU SEGELAS BERAS*


Suatu ketika lori pengangkut BERAS tiba di sebuah kedai. Orang-orang datang berebut untuk membelinya.


Maka pembeli beratur panjang giliran di kedai pedagang beras itu.


Tibalah giliran seorang WANITA TUA miskin, dengan tangan gementar ia menghulurkan gelas yang dibawanya kepada penjual beras.


WANITA TUA berkata : "Aku tidak mampu membeli beras mu, sudikah engkau bersedekah untukku dengan segelas beras saja.?"


PENJUAL BERAS :"Tidak, aku tidak boleh memberimu segelas BERAS!"


Tetapi kemudian penjual beras itu menyuruh pembantunya untuk membawa sekarung beras dan mengantarkannya ke rumah wanita tua itu.


WANITA TUA tersebut menerimanya dengan mata berkaca-kaca kerana tidak percaya apa yang telah terjadi.


Air mata bahagia mengalir deras di pipi keriputnya.


Seorang lelaki pembeli yang tadinya berdiri di belakang WANITA TUA bertanya kepada si PENJUAL BERAS, "Tuan...bukankah yang diminta wanita tua itu hanya SEGELAS beras, mengapa tuan memberinya SEKARUNG beras..?"


PENJUAL BERAS : "Itu kerana dia meminta sesuai dengan KEPERLUANNYA, sedangkan aku memberi sesuai KEMAMPUANKU."


"Aku melakukan itu kerana begitu pula yang ALLAH lakukan kepadaku selama ini."


"Setiap kali aku MEMINTA kepada-NYA apa yang aku inginkan, Ia selalu MEMBERIKU berdasarkan KUASA-NYA."


"Dan pemberian-NYA bukan hanya sekadar cukup, melainkan SELALU LEBIH dari cukup."


"ALLAH memberi apa yang aku PERLUKAN, LEBIH dari sekadar apa yang aku INGINKAN."


"Maka ALLAH akan mencurahkan Kurnia-Nya dan keberkahan-Nya sesuai dengan Kuasa-Nya"


Semoga kita semua diberi rezeki yg barakah ...


سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَ لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ


لا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ اِلا بِا للهِ الْعَلَيِ الْعَظَيْمِ


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Selasa, 22 September 2020

ibu

 Renungan hari ini ...semoga menjadi iktibar kepada setiap anak lelaki utk memilih bini.


*Seorang Ibu Tua menceritakan pengalamannya...

Aku memiliki 3 orang anak laki-laki, semuanya sudah menikah.


Suatu hari aku menziarahi anakku yg sulong. Tujuanku ialah ingin menginap di rumahnya bersama keluarganya.


Di pagi hari aku meminta kpd isterinya air untuk berwudhu'. Lalu aku berwudhu' dan solat. Air lebihan wudhu' aku tumpahkan ke atas katil tempat tidurku.


Ketika ia datang menghantar sarapan pagi aku berkata kpdnya, "Ananda, beginilah masalah kalau sudah tua. Semalam ibu terkencing di atas katil".


Dengan spontan ia emosi dan marah. Aku mendengar kata kata kasar, pedas dan jelek keluar dari mulutnya. Dia menyuruhku untuk mencuci dan mengeringkannya kembali. Ia juga mengancamku agar tidak melakukan itu lagi, kalau tidak..... awas!


Aku tahan kemarahanku, aku bersihkan tempat tidur itu dan aku keringkan kembali.


Hari seterusnya aku pergi ke rumah anakku yg kedua. Di sana aku juga melakukan hal yg sama.


Meledak marah isterinya dan ia memperlakukan ku seperti yang dilakukan oleh isteri anakku yang pertama. Bahkan ia mengadu kpd suaminya. Anakku diam saja,  tidak memarahi isterinya dan tidak membelaku ibunya.


Setelah itu aku pergi ke rumah anak bongsuku.


Di rumah itu aku juga melakukan hal yg sama seperti yg aku lakukan di rumah 2 orang abangnya.


Ketika isterinya datang menghantar sarapan pagi aku beri tahu dia bahwa aku semalam terkencing di atas tempat tidur.


Sambil tersenyum ramah ia berkata, "Tidak mengapa, ibu. Memang biasalah orang tua. Dulu berapa kerap kami terkencing di pangkuan ibu ketika kami masih kecil".


Kemudian ia bersihkan tempat tidur itu, ia keringkan dan ia beri wangian.


Siang hari itu aku berkata kpdnya, "Ibu punya seorang teman. Ia minta tolong ibu belikan perhiasan emas untuknya, tapi ibu tidak tahu macamana ukurannya. Orangnya sama sepertimu ini. Tolong berikan kpd ibu ukuran tanganmu".


Setelah mendapatkan ukuran yg ia inginkan orang tua itu pergi ke kedai membeli perhiasan emas yg banyak kerana ia punya wang yg banyak.


Kemudian ia panggil semua anak dan menantunya untuk datang ke rumahnya. Ia keluarkan semua perhiasan emas yg sudah dibeli lalu ia ceritakan perihal sebenarnya bahwa ia sengaja menumpahkan air di atas tempat tidur. Tidak ada ia terkencing waktu tidur.


Ia panggil isteri anaknya yg bongsu, lalu ia pakaikan perhiasan itu kpdnya dan berkata, "Inilah anakku tempat aku bersandar nanti ketika aku sudah semakin tua. Aku akan menghabiskan sisa-sisa umurku bersamanya".


Hampir saja 2 orang isteri anak pertama dan keduanya pingsan menahan malu dan sesal.


Ibu tua itu berkata kpd anak-anaknya, "Seperti inilah nanti perlakuan anak-anak kamu kpd kamu ketika kamu sudah tua. Bersiap-siaplah untuk menyesal pada hari itu sebagaimana menyesalnya aku atas letihnya aku mengasuh kalian dari kecil.


Adik kamu ini akan hidup bahagia dan akan menemui Tuhannya dalam keadaan gembira. Kamu berdua tidak mendapatkan perkara seperti ini dari isteri-isteri kamu kerana kamu tidak mendidik mereka tentang harga seorang ibu".


اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَالِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا


“Yaa Allah, ampunilah dosa-dosaku, dan dosa kedua orangtuaku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku pada waktu aku kecil”