Ahad, 10 Mei 2015

6 sifat

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد:

TAZKIRAH HARI INI UNTUK RENUNGAN BERSAMA.  
(Shah Alam, Ahad 10 Mei 2015).

6 SIFAT UTAMA MUKMIN YANG MEMUDAHKAN JALAN MENUJU SYURGA ALLAH SWT.

Semua manusia menginginkan masuk ke dalam Syurga, siapa diantara kita yang tidak ingin masuk ke dalamnya? Allah SWT memberikan berbagai kenikmatan di dalamnya.

Allah SWT berfirman Surah Qaf, ayat 35:

لَهُم مَّا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ

Ertinya:
“(Penduduk surga) mereka, akan mendapatkan apa saja yang mereka inginkan di dalam syurga. Dan di sisi Kami ada tambahan kenikmatan” (QS. Qaaf : 35).

Allah SWT juga berfirman dalam sebuah hadits qudsi yang nermaksud:

“Aku siapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih apa yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia” (HR. Bukhari).

Jalan menuju syurga Allah SWT tidaklah mudah. Ianya memerlukan perjuangan yang bersungguh-sungguh untuk dapat istiqomah dalam menempuhi jalan menuju syurga.

Dari ‘Ubadah bin Shamit  RA. Nabi  SAW bersabda:

“Berikan jaminan padaku dengan enam perkara dari diri kalian, akan aku jamin surga untuk kalian :
(1) Jujurlah jika berbicara
(2) penuhilah jika kalian berjanji
(3) tunaikanlah jika kalian diberi amanah
(4) jagalah kemaluan kalian
(5) tundukkan pandangan kalian
(6) tahanlah tangan kalian” (HR. Ahmad & Hakim).

Dalam hadits di atas, Nabi SAW menybutkan 6 sifat mukmin yang akan menjamin seseorang masuk syurga. Semoga Allah memudahkan kita untuk memiliki keenam sifat tersebut. Iaitu:

1. KEJUJURAN.

Kejujuran adalah sebuah akhlak yang sangat mulia. Rasulullah SAW bersabda:

“Kalian wajib untuk jujur. Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan. Dan kebaikan akan mengantarkan kepada surga” (HR. Muslim).

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

“Kejujuran adalah jalan yang lurus dimana orang yang tidak menempuh jalan tersebut, dia akan celaka dan binasa. Dengan kejujuran inilah, akan terbedakan siapakah yang munafik dan siapakah orang yang beriman, dan siapakah yang termasuk penduduk surga dan siapakah yang termasuk penduduk neraka” (Kitab Madaarijus Salikin, 2/ 257).

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan kita dari bahaya dusta. Beliau bersabda:

“Hati-hatilah kita dari sifat dusta. Sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada maksiat, dan maksiat akan mengantarkan kepada neraka” (HR. Muslim).

Termasuk perbuatan dusta yang sering diremehkan orang adalah berdusta dengan tujuan melawak.

Nabi SAW bersabda:

“Celakalah orang yang berdusta dalam berbicara supaya orang lain tertawa. Celaka dia! Celaka dia!” (HR. Abu Dawud).

Oleh karena itu, mari kita biasakan untuk jujur, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Jujurlah ketika bicara, ketika ujian, ketika berjualan, ketika bekerja, ketika mengisi data untuk keperluan tertentu, dan lainnya.

2. MENEPATI JANJI.

Memenuhi janji adalah diantara sifat seorang mukmin. Adapun tidak memenuhi janji adalah diantara sifat munafik.

Rasulullah SAW bersabda bahawa bermaksud:

“Tanda orang munafik ada tiga : Jika berkata maka berdusta, jika diberi amanah maka berkhianat, dan jika berjanji maka melanggar” (HR. Bukhari dan Muslim).

Diantara bentuk tidak memenuhi janji adalah terlambat mengembalikan barang pinjaman atau membayar hutang padahal sudah dijanjikan waktu pengembaliannya, terlambat memenuhi waktu perjanjian yang mana waktunya telah disepakati, dan lainnya. (Kitab Akhlak-akhlak Buruk karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al Hamd, hal. 52-56).

3. MENJAGA AMANAH.

Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa, ayat 58:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا.

Ertinya:
“Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah kepada orang yang berhak menerimanya” (QS. An Nisaa : 58).

Syaikh Ibnu ‘Utsaiminrahimahullah mengatakan:

“Amanah itu luas pembahasannya. Dan pada intinya, amanah ada pada dua hal:

Pertama: Amanah yang berkaitan dengan hak-hak Allah SWT, yakni amanah yang di pikul seorang hamba untuk beribadah kepada Allah SWT seperti solat, puasa,  zakat dan lain-lain.

Kedua: amanah yang berkaitan dengan hak manusia,  amanah seorang pemimpin kepada rakyat,  (Syarh Riyadhus Shalihin, 2/463).

Maka, beribadah kepada Allah SWT juga merupakan amanah yang harus ditunaikan seorang hamba. Amanah tersebut berkaitan dengan hak Allah SWT.

Adapun amanah yang berkaitan dengan hak manusia contohnya adalah para pemimpin dan pemegang kekuasaan yang di beri amanah untuk memimpin rakyatnya tapi pada kenyataannya banyak melakukan penipuan dan kezaliman kepada rakyatnya.

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin juga mengatakan, “Menunaikan amanah adalah tanda-tanda keimanan seseorang. Jika engkau menjumpai seseorang yang memegang amanahnya, menunaikannya dengan sebaik-baiknya, maka ketahuilah dia adalah orang yang kuat imannya.

Sebaliknya, jika engkau mengetahui bahwa dia berkhianat, ketahuilah bahwa dia orang yang lemah imannya”. (Syarh Riyadhus Shalihin, 2/464).

4. MENJAGA HARGA DIRI (KEMALUANNYA).

Di dalam Al Qur’an, Allah SWT telah menerangkan bahwa diantara sifat seorang mukmin yang beruntung adalah orang yang menjaga kemaluannya.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Mumenuun, ayat 5-7:

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُون ( 5) إِلَّا عَلَىٰ أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِين (6) فمنِ ابْتَغَىٰ وَرَاءَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْعَادُون ( 7َ).

Ertinya:
“(5)dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,(6) kecuali kepada istri-istri atau budak-budak mereka, maka mereka itu tidak tercela. (7) Adapun orang-orang yang mencari selain itu, mereka adalah orang yang melampaui batas”(QS. Al Mu’minuun : 5-7).

Mukmin yang beruntung adalah yang menjaga kemaluannya. Adapun orang yang tidak menjaganya dengan melakukan perbuatan  zina atau perbuatan yang menghampiri zina, maka dia adalah orang yang melampaui batas.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Isra, ayat 32:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Ertinya:
“Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra' : 32).

Imam Ahmad mengatakan, “Aku tidak tahu ada dosa yang paling besar setelah membunuh selain zina” ( Kitab Al Jawaabul Kaafi, hal. 162).

Sesungguhnya dibalik kenikmatan sementara dari perbuatan zina terdapat kepedihan dan kesengsaraan yang berpanjangan di akhirat nanti.

5. MENUNDUKKAN PANDANGAN.

Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an Surah An-Nuur, ayat 30:

قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Ertinya:
“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, hendaknya mereka menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluan mereka. Sesungguhnya itu lebih suci bagi mereka”. (QS. An Nuur : 30).

Ibnul Qayyim mengatakan:

“Pandangan adalah penunjuk jalan serta utusan syahwat. Menjaga pandangan adalah modal pokok untuk menjaga kemaluan. Siapa yang tidak menjaga pandangannya, dia telah menempatkan dirinya ke jurang kehancuran” (Kitab Al Jawaabul Kaafi, hal. 216).

Oleh karena itu, menjaga kemaluan tergantung kepada menjaga pandangan. Orang yang mampu menjaga pandangannya, akan mampu menjaga kemaluannya dengan izin Allah SWT.

Maka jagalah pandangan dari lawan jenis. 6ang akan mendatangkan nafsu syahwat.  Orang yang mampu menjaga pandangannya, Allah SWT akan menerangi hatinya dengan cahaya.

Ibnul Qayyim mengatakan:

“Menundukkan pandangan akan memberikan cahaya dan kemuliaan kepada hati yang akan nampak pengaruhnya pada mata, wajah, dan anggota tubuh lainnya sebagaimana melepaskan pandangan akan memberikan kegelapan kepada hati yang akan nampak pengaruhnya pada wajah dan anggota tubuh lainnya” (Kitab Raudhatul Muhibbin, hal. 73).

6. MENJAGA TANGAN DARI MEYAKITI ORANG LAIN.

Allah SWT berfirman Surah Al-Ahzab, ayat 58:

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا

Ertinya:
“Dan orang-orang yang menyakiti laki-laki dan wanita yang beriman tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, sungguh mereka telah menanggung kedustaan dan dosa yang nyata” (QS. Al-Ahzab : 58).

Rasulullah SAW bersabda:

“Seorang muslim yang baik adalah seseorang Muslim yang selamat dari gangguan lisan dan tangannya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Seorang muslim yang baik adalah orang yang tidak menganggu saudaranya, temannya, mahupun jiran tetangganya. Mereka merasa aman dengan kehadiran dirinya.

Adapun orang yang suka mengganggu atau menyakiti orang lain, baik dengan lisan maupun tangannya, maka dia bukanlah seorang muslim yang sejati.

Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap muslim itu bersaudara. Maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustakannya, ataupun menghinanya. (Lalu beliau bersabda) Cukuplah seseorang dikatakan telah berbuat keburukan jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Darah, harta, dan kehormatan setiap muslim atas muslim lainnya adalah haram (untuk diganggu)” (HR. Muslim).

itulah enam sifat seorang mukmin yang dijamin oleh Rasulullah SAW untuk dapat masuk ke dalam syurga Allah SWT.

Kita memohon kepada Allah SWT agar memberikan kita taufik-Nya serta membantu kita untuk melaksanakan keenam sifat tersebut, karena tiada daya dan upaya melainkan dari Allah  SWT.  Sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha mendengar lagi mengabulkan do’a. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!

Wallahu A'lam.
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat.
Wassalam USM. (Ustaz Sihabuddin Muhaemin).

Catatan:
ILMU ITU MILIK ALLAH SWT UNTUK DISEBARKAN.
Sila KONGSIKAN Dengan Sesama SAUDARA  KITA.
Mudah-Mudahan bermanfaat Untuk Semua.
Di Dunia Dan Di Akhirat Nanti. Insya-Allah. Aamiinn !!!!!

Kritik Dan Saran Yang Membina Sangat Dialu-alukan.
Sila tlp/sms kami, USM (012-6653988).
Atau layari laman facebook:
http://www.facebook.com:
USM - Sihabuddin Muhaemin.

TERIMA KASIH.
(Shah Alam, Ahad 21  Rejab 1436 H).

Jumaat, 8 Mei 2015

race hiway

APAKAH YG PERLU KITA LAKUKAN UTK KESELAMATAN DIRI KITA JIKA MEMANDU KETIKA ADA LUMBA HARAM DI JALANRAYA?

Tips ini mungkin bermanafaat utk kita jika ada lumba haram kereta/motosikal ketika kita sedang memandu!!!

1) PALING PENTING!!! JANGAN SESEKALI MENUKAR LORONG KENDERAAN ANDA. Jangan panik. Kekalkan lorong kenderaan anda. Pelumba2 ini akan memotong kenderaan anda walau di mana lorong pun kenderaan anda berada. Tindakan menukar lorong secara tiba-tiba akan menyebabkan diri anda dalam situasi bahaya, kemungkinan besar akan berlaku kemalangan jika kenderaan anda digesel atau dilanggar dari belakang.

2) ELAKKAN KENDERAAN ANDA BERADA SELARI DENGAN KENDERAAN DI SEBELAH KANAN ATAU KIRI. Kerana pelumba2 ini akan memotong secara zig zag di antara ruang kosong. Apa yg perlu kita lakukan adalah bagi ruang utk mereka memotong. Lajukan atau perlahankan kenderaan anda, supaya ada ruang untuk mereka mencelah di antara kenderaan kiri kanan anda, selebihnya itu tugas mereka. Tetapi jangan sesekali membrek untuk memperlahankan kenderaan, cuma sahaja angkat atau tekan sedikit 'paddle' minyak. Lampu brek begitu cepat sekali tindakbalas reflek drpd pelumba2 haram ini, jika tindakbalas mereka lambat, pasti kenderaan anda akan dilanggar.

3) TURUNKAN SUNSCREEN JIKA ADA DICERMIN BELAKANG. Mereka ini sedang berlumba, dan mengambil keputusan untuk memotong di sebelah kanan atau kiri bergantung kepada 2 atau 3 kereta di depan kenderaan anda. Untuk tindakbalas ini mereka perlu pantas untuk membuat keputusan. Dengan menurunkan 'sunscreen', mereka dapat melihat kenderaan di depan anda melalui cermin kereta anda dengan cara ini mereka dapat membuat keputusan untuk memotong di sebelah kiri atau kanan. Cara ini juga dapat mengurangkan risiko untuk kita terlibat sama di dalam kemalangan. Biarlah mereka beredar cepat dari sekeliling kita.

4) KEKALKAN KELAJUAN KENDERAAN ANDA. Walaupun anda memandu laju. Pelumba2 ini lebih laju lagi. Jangan panik teruskan memandu. Jangan membrek secara tiba-tiba. Mereka ini tetap akan cuba memotong kenderaan anda meskipun ada yg akan menggunakan lorong 'emegency' sekalipun.

Mereka ini tidak fikirkan keselamatan diri mereka atau orang lain ketika mereka berlumba, tetapi kita yang masih waras perlu mengambil sedikit tindakan bijak untuk mengelak dari berlakunya kejadian yang tidak diingini.

SEMOGA BERMANAFAAT. Silakan SHARE kepada yang baru atau yang masih kurang lagi pengalaman memandu di jalanraya pada waktu malam di. BERHATI HATI DI JALAN RAYA

8 orang

Telah berkata IMAM GHAZALI RH ...dalam kitab Tanbiihul Ghoofiliin tentang :

Sesiapa  sahaja yang sering duduk bersama 8 orang kelompok manusia, Allah akan memberinya 8 perkara:

1.من جلس مع اﻷغنياء زاده الله حب الدنيا والرغبة فيها.
1. Barangsiapa yang duduk bersama orang-orang kaya, Allah akan menambahkan cinta kepada dunia & semangat untuk mendapatkan dunia.

2. ومن جلس مع الفقراء زاده الله الشكر والرضا بقسمة الله تعالى
2. Barangsiapa yang duduk bersama orang-orang miskin, Allah akan menambahkan perasaan syukur & redha atas pemberian Allah.

3. ومن جلس مع السلطان زاده الله الكبر وقساوة القلب
3. Barangsiapa yang duduk dengan para pemimpin/raja, Allah akan menambahkan perasaan sombong & kerasnya hati.

4. ومن جلس مع النساء زاده الله الجهل والشهوه
4. Barangsiapa yang duduk dengan perempuan, Allah akan menambahkan kebodohan & syahwat.

5. ومن جلس مع الصبيان زاده الله اللهو والمزاح
5. Barangsiapa yang duduk dengan anak-anak kecil, Allah akan menambahkan lalai & gurau senda.

6.ومن جلس مع الفساق زاده الله الجرأة على الذنوب والمعاصي واﻹقدام عليها،والتسويف في التوبة
6. Barangsiapa yang duduk dengan orang-orang fasik, Allah akan menambahkan berani berbuat dosa & kemaksiatan serta mendorongkan diri untuk berbuat maksiat kemudian menunda-nunda akan taubat.

7.ومن جلس مع الصالحين زاده الله الرغبة في الطاعات
7. Barangsiapa yang duduk dengan orang-orang soleh, Allah akan menambahkan perasaan cinta kepada amalan-amalan ketaatan.

8. ومن جلس مع العلماء زاده العلم والورع
8. Barangsiapa yang duduk dengan para ulama', Allah akan menambahkan ilmu & perasaan tidak cintakan dunia.

Cuba kita renungkanlah dengan siapa kita  bersahabat......???

left grup

Borang utk left group
-------------------
Nama :
KPT :
Alamat :
Status :
Punca kenapa nk left :
Siapa penyebabnya :
Berapa lama :
Lokasi membawa diri :
Perlu diiringi oleh siapa :
Nama insuran :
Nama waris :
Balai berhampiran :
Tekanan darah:
Jenis darah:
Posisi ketika tidur:
Jenis binatang yg disukai:

Lengkapkan slogan di bawah:-
Saya suka minum susu kasang kerana.....( slogan anda tdk melebihi 15 patah perkataan)

Tandatangan

____________
No. Pangkat nama


Tarikh :
(Majula sukan utk negara)

😂😂

sunnah janggut

Bismillah..

HUKUM MENGENAI JANGGUT ADALAH WAJIB!!!!!!!

Hukum berkaitan dengan janggut masih menjadi perbahasan di kalangan umat Islam hari ini sedangkan hukumnya telah pun disepakati oleh ulama mujtahidin sekian lama.

Berkata Imam Ibn Hazm al-Andalusi (rh);

“Telah sepakat para imam, bahawa mencukur janggut adalah perbuatan keji, tidak dibolehkan” (al-Muhalla)

Di antara dalil yang dikemukakan oleh para ulama’ adalah berdasarkan hadis-hadis di bawah.

خا لفوا الشركين وفروا اللحي واحفوا الشوارب

Dari Ibn Umar (ra) bahawa Rasulullah (saw) bersabda; “Janganlah kamu menyerupai orang-orang musyrikin, peliharalah janggut kamu dan nipiskan misai kamu.” (HR Bukhari & Muslim)

Dari Ibn Umar (ra) berkata bahawa “Kami telah diperintahkan supaya memelihara janggut.” (HR Muslim)

اعفوا اللحي وجزواالشوارب ولا تشبهوابا ليهود والنصارى

Dari Abu Hurairah (ra) berkata bahawa Rasulullah (saw) bersabda, “Peliharalah janggut kamu dan cukurlah misai kamu, jangan kamu menyerupai Yahudi dan Nasrani.” (HR Ahmad)

جزواالشوارب وارخوااللحى

Dari Abu Hurairah (ra) Rasulullah (saw) bersabda,“Cukurlah misai kamu dan peliharalah janggut kamu.” (HR Muslim)

لاتشبهوا با لاعاخم , اعفوا اللحى

Dari Ibn Abbas (ra) berkata: Rasulullah (saw) bersabda; “Janganlah kamu menyerupai ‘Ajam (orang asing dan kafir), maka peliharalah janggut kamu.” (HR Al-Bazzar)

Hadis-hadis di atas adalah hadis bersifat suruhan dan perintah. Maka para ulama telah memutuskan hukum memelihara janggut dan mencukur (menipiskan) misai adalah wajib. Setiap perintah wajib dipatuhi berdasarkan hadis di bawah.

Baginda (saw) bersabda; “Sesiapa yang mentaati aku dia akan masuk syurga, dan sesiapa yang bermaksiat (enggan mematuhi baginda), maka ia telah menolak (menolak sunah dan syurga)” (HR Bukhari)

Dari Anas (ra) bahawa Rasulullah (saw) bersabda; “Sesiapa yang tidak suka terhadap sunnahku, maka dia bukanlah golonganku.” (HR Bukhari & Muslim)

Maksud sunnah ialah setiap perkara yang datang dari Rasulullah (saw) sama ada dalam bentuk perkataan, perbuatan dan pengakuan.  Sunnah Rasulullah (saw) ada yang bersifat wajib dan ada yang bersifat mustahab / mandub (sunat). Memelihara janggut adalah sunnah wajib.

AMALAN RASULULLAH (SAW) DAN PARA SAHABAT (RA)

Dari Jabir (ra) berkata; “Sesungguhnya Rasulullah lebat janggutnya.” (HR Muslim)

Kesemua para Khulafa ar-Rasyidin memelihara janggut mereka.

“Adalah Abu Bakr (ra) lebat janggutnya, Uthman (ra) jarang (tidak lebat) janggutnya tetapi panjang, dan Ali (ra) tebal janggutnya.” (HR Tirmizi)

Diriwayatkan Umar (ra) mempunyai janggut yang tebal.  (al-Ishobah, 2/511)

Berkata Bukhari, “Ibn Umar (ra) menipiskan misai sehingga kelihatan kulitnya yang putih dan memelihara janggut dan jambangnya.” (Fathul Bari, Ibn Hajar)

IJTIHAD ULAMA MUJTAHIDIN DAN ULAMA FIQH

Para Imam Mujtahidin yang empat iaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali (rh) sepakat mengenai kewajipan memelihara janggut dan haram mencukurnya.

Mazhab Hanafi

Menurut mazhab Hanafi bahawa “Dilarang (diharamkan) bagi lelaki mencukur janggutnya… iaitu memotong janggut kurang dari segenggam.  Mencukur janggut sepenuhnya telah dilakukan oleh Yahudi dan Majusi.” (Durr al-Mukhtar)

Allamah Ibn Abidin (rh) berkata; “Diharamkan bagi lelaki mencukur janggutnya.” (Radd al-Mukhtar)

Mazhab Maliki

Ulama Maliki menyatakan bahawa “Mencukur janggut adalah diharamkan kerana mencukurnya adalah perbuatan keji. Tapi jika ia semakin besar, dan jika memotong tidak dilihat sebagai mencukurnya, maka ia boleh dipotong (trim), tapi ia dikira makruh dan bertentangan dengan apa yang lebih baik.” (Sharh al-Risalah)

Al-‘Adwi (rh) berkata; “Diriwayatkan dari Imam Malik (rh) bahawa beliau tidak menyukai perbuatan mencukur apa-apa yang di bawah rahang, sehingga ia berkata, ‘Ia adalah perbuatan Majusi.’  Dan diharamkan mencukur helaian-helaian janggut”(ibid)

Ibn ‘Abd al-Barr (rh) berkata; “Diharamkan mencukur janggut, ia tidak dilakukan melainkan lelaki yang menyerupai perempuan.” (At-Tahmid)

Mazhab Syafi’i

Imam Syafi’i (rh) dalam kitab al-Umm menegaskan bahawa, “Mencukur janggut adalah haram hukumnya tanpa ‘illah (iaitu pengharamannya tanpa dalih-dalih lagi).”

Berkata Ibn Rif’ah (rh) dalam Hasyiah al-Kaafiyah“Sesungguhnya Imam as-Syafi’i (rh) telah menjelaskan dalam al-Umm keharaman mencukur janggut.”

Menurut fatwa Imam al-Ghazali dan Imam Nawawi (rh) bahawa “Mencukur janggut itu perbuatan mungkar dan dosa besar (kerana mencukurnya adalah perbuatan haram).”

Mazhab Hambali

Mazhab Hambali bersetuju tanpa kecuali bahawa diharam mencukur janggut (Al-Insaf, Sharh al-Muntaha).

Ibn Taimiyyah (rh) menyebutkan; “Diharamkan mencukur janggut.” Beliau menambah ..“Disebabkan hadis-hadis yang sahih, diharamkan mencukur janggut dan tidak ada siapa yang pernah membenarkannya.”

As-Saffarini (rh) berkata; “Adalah disepakati dalam mazhab kami (Hambali) bahawa diharamkan mencukur janggut.” (Ghitha al-Albab)

KADAR PANJANG JANGGUT MENGIKUT SYARIAH

Janggut adalah apa-apa yang tumbuh di muka iaitu rambut-rambut yang yang terdapat pada tepi muka kiri dan kanan yang bersambung dengan rambut di kepala yang dikenali jambang dan di bawah dagu.

Perintah Rasulullah (saw) jelas menunjukkan bahawa janggut sepatutnya dibiarkan tumbuh lebat.  Tambahan pula, Baginda (saw) dan para Sahabat (ra) mempunyai janggut yang lebat dan besar.

Tiada hadis sahih menunjukkan Rasulullah (saw) memendekkan janggutnya.  Tetapi, ada riwayat yang sahih daripada beberapa Sahabat terutamanya, Ibn Umar, Abu Hurairah dan Ibn Abbas (ra) menunjukkan mereka memotong janggut yang melebihi satu genggaman.  Terdapat juga riwayat dari kalangan ulama salaf melakukan perkara yang sama seperti Ibrahim an-Nakhai, Imam Malik dan Ahmad (rh).

Dalam sahih al-Bukhari disebut, “Semasa Ibn Umar (ra) mengerjakan haji dan umrah, beliau akan mengenggam janggutnya, bahagian mana yang lebih (dari genggamannya) dipotong.”

Oleh itu, dapatlah difahami bahawa janggut yang kurang dari segenggam tidak memenuhi maksud sunnah. Yang menyedihkan, ramai di kalangan agamawan pun tidak memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh ulama salaf berkaitan dengan janggut ini. Mereka mengatakan perkara ini remeh-temeh dan kurang penting. Berbagai alasan yang kita dengar untuk mengelak dari melaksanakan sunnah wajib ini. Satu daripada hujah mereka ialah memelihara janggut adalahsunnah jibiliyyah (adat kebiasaan) orang ‘Arab. Fahaman ini bertentangan apa yang diputuskan oleh ulama salafus soleh dari generasi awal Islam.

Perlu diingat bahawa janggut juga perlu didandan dan dikemas. Janggut jangan dibiar terlalu panjang dan tidak terurus kerana umat Islam mesti kelihatan bersih dan kemas kerana imej umat Islam harus dijaga.

PENGECUALIAN

Syariah Islam adalah fleksibel dan praktikal kerana mengambilkira semua faktor sekelilingnya.  Bagi mereka yang mempunyai sebab-sebab tertentu seperti berkaitan rawatan perubatan yang memerlukan janggut perlu dicukur, maka syariah membenarkannya.

Ketika di bawah penguasaan musuh Islam dan orang yang zalim, jika dengan berjanggut ini boleh mengancam nyawa dan keselamatan, maka syariah mengharuskannya ia [truncated by WhatsApp]