Selasa, 15 Jun 2021

Tanah

 APA BEZA KE HAKMILIK SEMENTARA DENGAN HAKMILIK KEKAL?


Saya terpaksa jelaskan semula tentang perkara ini sebab ramai yang masih keliru tentang status Tanah Hakmilik Sementara ini.


Antara kekeliruan tersebut adalah seperti berikut:


1. Sama ke Hakmilik Sementara ni dengan Leasehold (Pegangan Pajakan)?


Leasehold dan hakmilik sementara adalah 2 PERKARA YANG BERBEZA.


Formula nya begini:


- Hakmilik sementara (qualified title) lawannya Hakmilik akhir (final title)


- Pegangan bebas (freehold) lawannya Pegangan pajakan (leasehold)


Sesuatu hartanah mungkin berstatus pegangan bebas (freehold), tetapi ianya masih hakmilik sementara (qualified title). 


Tetapi sesuatu hartanah juga boleh jadi berstatus pegangan pajakan (leasehold) tetapi ianya telah ada hakmilik akhir (final title). 


Macam mana nak kenal sama ada hartanah tersebut telah adalah hakmilik akhir atau masih hak milik sementara?


Lakukan Carian di Pejabat Tanah.


Jika Hakmilik Sementara : Nombor geran bermula dengan HS (M) atau HS (D)


Jika Hakmilik Akhir : Nombor geran bermula dengan PM atau GM atau PN atau GRN


Macam mana nak kenal sama ada hartanah tersebut berstatus pegangan bebas (freehold) atau pegangan pajakan (leasehold)?


Lakukan Carian di Pejabat Tanah.


Jika Pegangan Bebas : Dalam carian ditulis Taraf Pegangan "Selama-lamanya"


Jika Pegangan Pajakan : Dalam carian ditulis Taraf Pegangan "Pajakan 99 Tahun"


Jadi, jangan keliru tentang kedua-dua perkara tersebut.


2. Adakah tanah hakmilik sementara ni boleh dibeli? Kalau beli akan ada masalah tak dikemudian hari?


Sebenarnya, hakmilik sementara bukan bermaksud tidak boleh jual/ beli hartanah tersebut. 


Ia hanya bermaksud tanah itu belum melalui proses ukuran akhir atau ukuran muktamad daripada Jabatan Ukur.  


Jadi tiada masalah beli hartanah yang masih berstatus hakmilik sementara. 


Cuma tanah Hakmilik Sementara ini anda tidak boleh buat pecah bahagian atau pecah sempadan. Kalau nak buat kena tunggu dapat hakmilik akhir (final title) terlebih dahulu.


Harap tiada lagi yang keliru selepas ini.


Terima kasih.


SALKUKHAIRI ABD SUKOR 

Timbalan Presiden

K-LITERASI

Khamis, 10 Jun 2021

Pdpr

 berdasarkan result SPM 2020..  


2019 murid bersemuka penuh, 2020 sebahagian Pdpr sebahagian bersemuka... 


jd kalau judge pdpr itu lebih efektif mcm x tepat..


Kita lihat dulu murid SPM 2021 yg menduduki peperiksaan, mereka lebih lama mengharungi Pdpr d tingkatan 4 dan 5... tp still x sesuai dibuat perbandingan sbb silibus baru.. kssm


Kesimpulannya, mana2 kaedah sama pdpr atau bersemuka perlu dijalankan dengan baik dan beramanah utk menjadikan pembelajaran efektif... kedua2 kaedah ni mempunyai keistimewaan masing2..


📍Kalau teman diberi pilihan utk diri sendiri tentang kaedah yg sesuai dgn citarasa teman, teman pilih pdpr, sbb:


🐞 x byk aktiviti sekolah yg lain2 seperti koku, sambutan2 bagai...


🐞 teman suka belajar sendiri, x suka study group.


🐞 lebih byk masa utk rehatkan badan dan otak, jadual sekolah berasrama  penuh (pengalaman dulu) sgt memenatkn dan meletihkn..

 

🐞berpeluang akses bahan pembelajaran sokongan dlm internet..


🐞bebas memilih cara belajar, lain2 aktiviti..


🐞 kurang konflik, hihihi, x jumpa kawan, kurang membawang


Boleh tambah lagi...

Silakan...

Selasa, 8 Jun 2021

Cabaran

 *PERUBAHAN*

Oleh : Prof. Renald Kasali


Mungkin Anda sempat menerima video tentang Google Pixel Buds. Wireless headphone seharga 159 dollar AS yang akan beredar bulan depan ini, dipercaya berpotensi menghapuskan pekerjaan para penerjemah.


Headphone ini mempunyai akses pada Google Assistant yang bisa memberikan terjemahan real time hingga 40 bahasa atas ucapan orang asing yang berada di depan Anda.


Teknologi seperti ini mengingatkan saya pada laporan PBB yang dikeluarkan oleh salah satu komisi yang dibentuk PBB – On Financing Global Opportunity – The Learning Generation (Oktober 2016).


Dikatakan, dengan pencepatan teknologi seperti saat ini, hingga tahun 2030, sekitar 2 miliar pegawai di seluruh dunia akan kehilangan pekerjaan. Tak mengherankan bila mulai banyak anak-anak yang bertanya polos pada orang tua, “mama, bila aku besar, nanti aku bekerja di mana?”


*Otot Diganti Robot*


Perlahan-lahan teknologi menggantikan tenaga manusia. Tak apa kalau itu membuat kita menjadi lebih manusiawi. Semisal kuli angkut pelabuhan yang kini diganti crane dan forklift.


Tak hanya di pelabuhan, di supermarket pun anak-anak muda beralih dari tukang panggul menjadi penjaga di control room. Itu sebabnya negara perlu melatih ulang SDMnya secara besar-besaran dan menyediakan pekerjaan alternatif seperti pertanian atau jasa-jasa lain yang masih sangat dibutuhkan.


Tetapi teknologi tak hanya mengganti otot. Manusia juga menggunakan teknologi untuk menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang berbahaya.


Di sini kita sudah melihat robot dipakai untuk memasuki rumah yang dikuasai teroris dan memadamkan api.


Sekarang kita mendengar tenaga-tenaga kerja yang bertugas di pintu tol akan diganti dengan mesin. Pekerjaan di pintu-pintu tol semakin hari memang semakin berbahaya, baik bagi kesehatan (asap karbon kendaraan), keamanan maupun kenyamanan (tak dilengkapi toilet).


Sehingga, memindahkan mereka ke control room atau pekerjaan lain tentu lebih manusiawi.


Tetapi, teknologi juga menggantikan jarak sehingga pusat-pusat belanja yang ramai dan macet tiba-tiba sepi karena konsumen memilih belanja dari genggaman tangannya dan barangnya datang sendiri.


Maka sejak itu kita menyaksikan pekerjaan-pekerjaan yang eksis 20 tahun lalu pun perlahan-lahan akan pudar. Setelah petugas pengantar pos, diramalkan penerjemah dan pustakawan akan menyusul.


Bahkan diramalkan profesi dosen pun akan hilang karena kampus akan berubah menjadi semacam EO yang mengorganisir kuliah dari ilmuwan-ilmuwan kelas dunia. Kasir di supermarket, sopir taksi, loper koran, agen-agen asuransi, dan sejumlah besar akuntan juga diramalkan akan berkurang.


Kita tentu perlu memikir ulang pekerjaan-pekerjaan yang kita tekuni hari ini.


*Pekerjaan-pekerjaan Baru*


Sebulan yang lalu, di Cambridge – UK, saya menerima kunjungan dari mentee-mentee saya yang sedang melanjutkan study S2. Salah satunya, Icha yang sedang duduk di program S2 bidang perfilman.


Saya pun menggali apa saja yang ia pelajari dan rencana-rencana ke depan yang bisa dijembatani yayasan yang saya pimpin.


Icha bercerita tentang ilmu yang didapatnya.


“Kami disiapkan untuk hidup mandiri,” ujarnya.


“Masa depan industri perfilman bukan lagi seperti yang kita kenal. Semua orang kini bisa membuat film tanpa produser dan middleman seperti yang kita kenal. Kami diajarkan menjadi produser indies, tanpa aktor terkenal dengan kamera sederhana, dan pasarkan sendiri via Netflix.


Ucapan Icha sejalan dengan Adam, putera saya yang sedang mengambil studi fotografi di School of Visual Arts, New York. Ia tentu tidak sedang mempersiapkan diri menjadi juru potret seperti yang kita kenal selama ini, melainkan mempersiapkan keahlian baru di era digital yang serba kamera.


Adam bercerita tentang arahan dosennya yang mirip dengan Icha di UK. “Sepuluh tahun pertama, jangan berpikir mendapatkan gaji seperti para pegawai. Hidup mandiri, membangun keahlian dan persiapkan diri untuk 20 tahun ke depan. Tak mau susah, tak ada masa depan,” ucapnya menirukan advis para dosen yang rata-rata karyanya banyak bisa kita lihat di berbagai galeri internasional.


Adam dilatih hidup mandiri, berjuang sedari dini dari satu galeri ke galeri besar lainnya. Dari satu karya ke karya besar lainnya.


Memang, pekerjaan-pekerjaan lama akan banyak memudar walau tidak hilang sama sekali. Seperti yang saya ceritakan dalam buku baru saya, Disruption, pada pergantian abad 19 ke abad 20, saat mobil menggantikan kereta-kereta kuda. Ribuan peternak dan pekerja yang menunggu pesanan di bengkel-bengkel kereta kuda pun menganggur. Namun pekerjaan-pekerjaan baru seperti montir, pegawai konstruksi jalanan, pengatur lalu lintas, petugas asuransi, dan sebagainya pun tumbuh.


Kereta-kereta kuda tentu masih bisa kita lihat hingga hari ini, mulai dari jalan Malioboro di Yogyakarta sampai di kota New York, Paris, atau London melayani turis. Tetap ada, namun tak sebanyak pada eranya.


Namun pada saat ini kitapun menyaksikan munculnya pekerjaan-pekerjaan baru yang tak pernah kita kenal 10-20 tahun lalu: Barista, blogger, web developer, apps creator/developer, smart chief listener, smart ketle manager, big data analyst, cyber troops, cyber psichologyst, cyber patrol, forensic cyber crime specialist, smart animator, game developer, smart control room operator, medical sonographer, prosthodontist, crowd funding specialist, social entrepreneur, fashionista and ambassador, BIM Developer, Cloud computing services, cloud service specialist, Dog Whisperer, Drone operator dan sebagainya.


Kita membaca postingan dari para bankir yang mulai beredar, sehubungan dengan tawaran-tawaran untuk pensiun dini bagi sebagian besar karyawannya mulai dari teller, sampai officer kredit.


Kelak, bila Blockchain Revolusion seperti yang ditulis ayah-anak Don-Alex Tapscott menjadi kenyataan, maka bukan hanya mesin ATM yang menjadi besi tua, melainkan juga mesin-mesin EDC. Ini tentu akan merambah panjang daftar pekerjaan-pekerjaan lama yang akan hilang.


*Jangan Tangisi Masa Lalu*


Di beberapa situs kita pasti membaca kelompok yang menangisi hilangnya ribuan atau bahkan jutaan pekerjaan-pekerjaan lama. Ada juga yang menyalahkan pemimpinnya sebagai masalah ekonomi. Tentu juga muncul kelompok-kelompok penekan yang seakan-akan sanggup menjadi “juru selamat” PHK.


Namun perlu disadari gerakan-gerakan itu akan berujung pada kesia-siaan. Kita misalnya menyaksikan sikap yang dibentuk oleh tekanan-tekanan publik seperti itu dari para gubernur yang sangat anti bisnis-bisnis online.


Mungkin mereka lupa, dunia online telah menjadi penyedia kesempatan kerja baru yang begitu luas. Larangan ojek online misalnya, bisa mematikan industri kuliner dan olahan rumah tangga yang menggunakan armada go-food dan go-send.


Berapa banyak tukang martabak yang kini tumbuh seperti jamur di musim hujan, rumah makan ayam penyet dan pembuat sabun herbal yang juga diantar melalui gojek.


Sama halnya dengan menghambat pembayaran noncash di pintu-pintu tol, kita mungkin kehilangan kesempatan untuk memberikan pelayanan-pelayanan baru yang lebih manusiawi dan lebih aman.


Satu hal yang pasti, kita harus mulai melatih anak-anak kita menjadi pekerja mandiri menjelajahi profesi-profesi baru. Ketika mesin dibuat menjadi lebih pandai dari manusia, maka pintar saja tidak cukup.


Anak- anak kita perlu dilatih hidup mandiri dengan mental self-driving, self-power, kreativitas dan inovasi, serta perilaku baik dalam melayani dan menjaga tutur katanya di dunia maya (yang sekalipun memberi ruang kebebasan dan kepalsuan).


*Rhenald Kasali*

*Founder Rumah Perubahan*

Ahad, 6 Jun 2021

Kobit ivermectin

 Mohd Farhan Sharafuddin Alhamdulillah doktor pakar yg dijangkiti C-19 ambil keputusan untuk merawat diri sendiri dengan ifermektin dan vit C.


Dengan izin Allah pulih demam dlm masa  3 jam, selepas 12 hari demam tak kebah.


*dislaimer: please seek your doctors advice first. Do not self treat if you are ill.*


-----------


PENGALAMAN DISERANG COVID 19.


30.4.2021 PCR test aku positive utntuk C-19. Aku terus self kuarantine dirumah. Symptom yang aku alami adalah DEMAM PANAS yang kuat, SAKIT KEPALA, SAKIT-SAKIT BADAN serta TIADA SELERA MAKAN langsung. 


Satu perkara yang unik tentang C-19 ini adalah demam panas dan sakit kepala tidak berkurang dengan pengambilan Panadol, malah panas badan adalah berterusan sampai rasa mahu pengsan atau pecah kepala.


Aku tiada batuk, sakit tekak atau selsema dan pernafasan lancar seperti biasa.


Hari kelima aku dapat arahan untuk lapor diri di CAC Stadium Shah Alam. Beribu orang beratur dan aku turut sama sama dari jam 9 pagi sampai jam 4 petang baru selesai. Disebabkan umur aku diatas 60 tahun maka adalah WAJIB untuk aku menyambung kuarantin untuk tempoh 6 hari lagi di MAEPS Serdang. Alhamdulillah setelah perbincangan aku dibenarkan untuk menyambung kuarantin di Private Hospital Avisena di Shah Alam.


Aku gembira dan berpuas hati dan bersyukur untuk meneruskan 6 hari kuarantine di Private Hospital. Keadaan aku di Avisena Hospital adalah 1000 kali lebih baik dan selesa daripada di MAEPS Serdang.


Di hospital juga tiada sebarang rawatan yang mampu ditawarkan kecuali ubat Panadol setiap 4 ke 6 jam, itu sahaja. Aku terus demam dan demam serta langsung tak boleh makan selama di hospital.


Akhirnya pada 12.5.2021( sehari sebelum hari raya), aku minta AOR Discharge( keluar hospital dengan risiko sendiri). Bil hospital aku untuk 8 hari dengan ubat panadol sahaja mencecah sehingga RM12, 000.00 lebih


Sesampai dirumah aku mengambil keputusan untuk merawat sendiri dengan: 

1. Ifermektin 2 tab 12.5mg daily untuk 5 hari

2. IV Vit C 10gm daily untuk 3 hari

3. Liposomal Vit C 3 ke 5 gm sehari.


Terima kasih kepada Dr Pramjit Kaur dan kawan- kawan di MAAFIM atas perkongsian rawatan C-19.


Alhamdulillah Demam panas aku yang berterusan sejak 12 hari(4 hari quarantin dirumah dan 8 hari di Avisena  Hospital)  hilang setelah 3 jam selesai iv Vit C dan dose pertama Ifermektin.


Aku terasa seperti hidup kembali setelah 12 hari menderita teruk dan terasa terlalu lemah dan seperti tidak mampu lagi untuk menghadapinya.


Alhamdulillah sekali lagi, sejak itu, aku langsung tiada demam panas, tiada sakit kepala dan sakit- sakit badan lagi. Pada 16.5.2021 aku pergi ke CAC Sham Alam untuk mendapatkan pengesahan bebas C-19 dan memotong gelang pink.


Sekarang ini sudah hari ke 22 hari kena C-19 dan masih recuperating dirumah. Masalah yang aku alami sekarang mungkin sesuai dengan istilah yang disebut 'Long Covid'. Aku masih  terasa terlalu lemah dan lesu( fatique), cepat terasa letih, dan masih tiada selera untuk makan.


Aku berdoa semoga symptoms Long Covid ini akan selesai secepatnya. Amin


DATO DR ZULKAFPERI HANAPI

UMUR 62 TAHUN

Sabtu, 5 Jun 2021

S3jahtera

 *MYSEJAHTERA DIBANGUNKAN OLEH SYARIKAT ALI BABA KAT MALAYSIA YANG DIKUASAI OLEH KUASA ASING*


Baru-baru ini terbongkar bahawa aplikasi MySejahtera merupakan syarikat asing. Kerajaan Malaysia pula menafikan perkara ini dengan alasan bahawa syarikat ini syarikat Malaysia yang dimiliki warganegara Malaysia sejak tahun 2010.

1. KPISoft Sdn Bhd adalah syarikat Malaysia sejak 2010. Benar apa yang dikatakan Kerajaan Malaysia. Tetapi apa yang tidak diberitahu oleh Kerajaan Malaysia adalah KPISoft Sdn Bhd merupakan ANAK SYARIKAT THE REAL KPISOFT YANG BERPENGKALAN DI AMERIKA SYARIKAT.

2. The real KPISoft diasaskan pada tahun 2008 oleh seorang warganegara Singapura yang bernama Dr. Finian Tan.

3. Dr. Finian Tan adalah warganegara Singapura yang pernah menjawat jawatan sebagai Timbalan Setiausaha Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura sebelum memulakan kerjaya dalam bidang big data dan ICT.

4. Pada tahun 2008, Dr. Finian telah membangunkan KPISoft sebelum membawa KPISoft ke peringkat antarabangsa. Ibu pejabat KPISoft kini terletak di Houston Texas, Amerika Syarikat.

5. Selepas berjaya di peringkat antarabangsa barulah KPISoft cuba tembus pasaran Malaysia dengan mendaftarkan KPISoft Sdn Bhd di Malaysia.

6. Melalui dua Ali Baba warganegara Malaysia, the real KPISoft yang berpengkalan di Amerika Syarikat telah mendaftarkan KPISoft Sdn Bhd pada tahun 2010.

7. Ini seperti lah mana-mana syarikat asing yang ingin menembus pasaran Malaysia, ibu syarikat asal itu akan mendaftarkan sebuah syarikat tempatan di Malaysia. Macam Honda asalnya Jepun, tetapi Honda Malaysia didaftarkan di Malaysia apabila Honda nak masuk Malaysia. Macam TESCO asalnya United Kingdom sejak tahun 1919, tetapi TESCO Malaysia didaftarkan di Malaysia apabila TESCO nak masuk Malaysia. Honda atau TESCO tidak menjadi milik anak Malaysia semata-mata kerana mereka ada Ali Baba di Malaysia. 

8. Meskipun saham majoriti KPISoft Sdn Bhd dimiliki dua warganegara Malaysia, ini tidak menjaminkan data yang diambil, direkod dan sebagainya tidak dikongsi bersama ibu syarikat KPISoft yang berpengkalan di Amerika Syarikat. Ini bermakna, ianya bukan mustahil data dan butiran berpuluh juta rakyat Malaysia boleh diakses oleh the real KPISoft yang berpengkalan di Amerika Syarikat kerana mereka masih syarikat yang sama.

9. Begitulah fakta asal usul KPISoft yang membangunkan MySejahtera. Kononnyalah KPISoft Sdn Bhd adalah syarikat Malaysia. Hakikatnya KPISoft Sdn Bhd adalah Ali Baba kepada the real KPISoft yang berpengkalan di Amerika Syarikat yang diasaskan oleh warganegara Singapura.

Rujukan sila baca di sini:

1. Biodata pengasas KPISoft: Dr. Finian Tan

https://www.vickersventure.com/dr-finian-tan/

2. Ibupejabat KPISoft: Texas, Amerika Syarikat

https://www.kpisoft.com/about/about-us/

3. Tahun the real KPISoft diasaskan: Tahun 2008

https://www.crunchbase.com/organization/kpisoft-inc