Isnin, 15 Jun 2020

koje KFC

Tadi sewaktu makan anak teman yang di tahun 3 ada bertanya.

Betulkah abah pernah bekerja di KFC?

Teman bertanya balik mana dapat tahu ni?

Anak menjawab nenek yang bagi tahu iaitu mak sayalah sebab mak saya duduk dengan saya.... opss tersilap. Saya duduk dengan mak ke...  mana-mana betul?

So bila cerita tentang kerja KFC part time ni saya telah ambil SPM ketika itu dah masuk ke form 6.  Punca kawan sekelas saya sebelum dia pindah ke kelas sebelah iaitu kelas sastera.

 Saya tengok tangannya penuh dengan tompok tompok minyak panas. Maka saya pun satu hari tu bertanya

Kenapa tangan jadi macam tu?

Dia jawab dia kerja tapi dia tak nak bagi tau kerja apa. Ada la tanya dekat dua tiga kali.

 Biasalah teman bab-bab mengorek rahsia orang ni ان شآءالله serah kepada teman setel.

Akhirnya... dia mengakulah kerja KFC. Klu kata nak kerja jomlah datang interview.

Teman dapat jawatan sebagai sebagai buzzer aka cleaner table. Lepas tu manager Bangla suruh teman jadi cashier untuk sebulan.

Macam-macam pengalaman sepanjang koje KFC. Teman dah target teman takkan kerja lama di KFC Sebab gaji pada masa tu tahun 98 betul-betul 2 bulan sebelum Anwar dipecat hanya sejam dua ringgit.

Kerja sebagai part time so sebulan dapat RM400++. Lani elaun perumahan teman pun RM400.

Moral of the story... belajarlah agar dapat mengubah masa depan anda. Jangan biarkan anda berkerja untuk duit.

Biarkan duit bekerja untuk anda iaitu anda kena ada kelulusan yang dari situ kita boleh menerima gaji setimpal dengan akademik anda

sekian

Sabtu, 13 Jun 2020

jaya dan gagal

To all parents🙏

There was a very brilliant boy, he always scored 100% in Science.

Got Selected for IIT Madras and scored excellent in IIT.

Went to the University of California for MBA.
Got a high paying job in America and settled there.

Married a Beautiful Tamil Girl.

Bought a 5 room big house and luxury cars.
He had everything that make him successful but a few years ago he committed suicide after shooting his wife and children.

*WHAT WENT WRONG?*

California Institute of Clinical Psychology Studied his case and found *“what went wrong?”*

The researcher met the boy's friends and family and found that he lost his job due to America’s economic crisis and he had to sit without a job for a long time.

After even reducing his previous salary amount, he didn't get any job.

Then his house installment broke and he and his family lost the home.

They survived a few months with less money and then he and his wife together decided to commit suicide.

He first shot his wife and children and then shot himself.

The case concluded that the man was Programmed for *success* but he was not *trained for handling failures*.

Now let's come to the actual question.

*What are the habits of highly successful people?*

First of all, I want to tell you that if you have achieved everything, there is a chance to lose everything, nobody knows when the next economic crisis will hit the world.

*The best success habit is getting trained for handling failures*.

I want to request every parent, please do not only program your child to be *successful* but *teach them how to handle failures* and also teach them proper lessons about life.

Learning high-level science and maths will help them to clear competitive exams but a knowledge about life will help them to face every problem.

Teach them about how *money works* instead of teaching them to *work for money*.

Help them in finding their passion because these degrees will not help them in the next economic crisis and we don’t know when the next crisis will hit the world.

*"Success is a lousy teacher. Failure teaches you more."*

*_Please share with other parents._*

Jumaat, 12 Jun 2020

sedekah 2

S E D E K A H  -  W A R G A - A S I N G

Tadi saya pergi Mr D.I.Y nak beli barang sikit.

Sampai dekat pintu macam biasa lah, kena cek suhu, tulis nama dan no tel.

Lepas setel tulis, saya pun nak masuk ke dalam kedai, bila nak masuk, penjaga (bangla) tu tahan saya (cegat saya guna tangan).

Saya pun pandang senget kat muka dia, dan standby untuk lepaskan tumbukan padu lagi berbisa. hehe.

Saya cakap dalam hati ( boleh tahan dia ni tahan aku).

Dia tanya saya U student? Sebab saya pakai jubah dan berbadan kecil sahaja.

Saya tercengang sekejap dengan soalan nya.

Lepas tu dia tanya lagi U Teacher ?

Saya cakap dalam hati, dia nak apa sebenarnya ni.

Dia tanya lagi, U orang masjid?

Dalam fikiran saya kata mungkin dia nak bagi diskaun kot. Adoii.

Saya pun angguk kepala.

Lepas tu dia buka dompet dan bagi saya duit rm5.

Lagi tambah aku pelik.

Abang tolong masukkan duit ni dalam tabung masjid..

Terus saya menangis.

Kemudian dia bagi saya rm3.

Abang tolong bagi rm3 ni pada student ye.

Lagi berkecai hati saya. Seolah aku yang kena tumbuk.

Lepas tu saya masuk kedai beli barang, bayar dan balik.

Dalam perjalanan, puas fikir kenapa dia tak bagi sendiri?

Kenapa dia tak sedekah sendiri?

Ooohhh. Baru saya faham.

Masjid-masjid tidak dibenarkan warga asing untuk solat berjemaah dan solat jumaat. Hanya warga tempatan sahaja.

Masya Allah.

Begitu semangat dan tergambar pada wajahnya MERINDUI untuk SEDEKAH dirumah Allah dan para penuntut ilmu.

Walau sedikit.

Tak boleh menyampaikan sedekah, namun berusaha untuk mencari jalan supaya hartanya sampai kerumah Allah dan penuntut ilmu.

Aku menjadi saksi dengan kebaikanmu dimuka bumi.

Allah Allah. Sungguh kejadian ini bukan satu kebetulan.

Semua telah disusun dan dirancang oleh Allah untuk memberi pengajaran pada kita yang suka menangguh untuk bersedekah dan sayang pada harta.

Terima kasih Ya ALLAH kerana mendidik ku untuk bersedekah melalui hamba-Mu yang mulia hatinya.

Abu Dzar Omar
11 Jun 2020 (7:08 minit)

sedekah

*KISAH HIKMAH TENTANG SEDEKAH*

Ada seorang yang mengumpulkan hartanya yang banyak untuk bersedekah sembunyi-sembunyi. Ia kumpulkan uang sampai berjumlah sekian ribu dinar dalam setahun. Sesudah uang nya terkumpul, ia pergi keluar rumah pada malam hari.

Dilihatnya ada seorang wanita tidur dijalanan, “Wah, ini orang susah,” begitu kira-kira ia berpikir. Dan, sambil menutup wajahnya, agar tidak diketahui, ia memberikan bungkusan uang itu dan lari, supaya tidak diketahui.

pada Pagi harinya di kampung itu ribut , ada seorang pelacur mendapatkan bungkusan uang yang diberikan oleh orang tak dikenal. Maka orang itupun berguman, “Subhanallah!! Salah beri, aku kira dia wanita susah, ternyata pelacur. Ya Rabb, setahun kukumpulkan uang untuk dapat pahala sedekah yang sembunyi-sembunyi, ternyata uangku hanya untuk pelacur." Tapi ia tidak putus asa, Dikumpulkannya lagi sekian ribu dinar.

Kali ini ia tidak mau tertipu. Pada suatu malam, kembali ia beraksi. Dilihatnya seorang laki-laki yang sedang duduk diam disuatu tempat yang gelap. “Ini pasti orang yang susah,” gumannya. Dilemparkannya bungkusan uang sedekah itu, lalu ia bergegas lari.

Pada pagi harinya terdengan kabar menggemparkan. Si laki-laki yang dikenal sebagi pencuri mendapatkan sebungkus uang. Malam itu ia tengah menyusun strategi sendirian untuk mencuri. Nyatanya , belum sempat melakukan aksinya, malah ia mendapatkan uang dengan jumlah yang amat besar.

“Ya Rabb, dua tahun aku bekerja khusus untuk memberi nafkah orang yang susah dengan sembunyi-sembunyi. tahun lalu dapat seorang pelacur, Eh.. tahun ini seorang pencuri."

Namun ia tetap tak putus asa. Ia kumpulkan lagi uang sedekah sampai setahun berikutnya. “Ya Rabb, ini yang terakhir. Kalau sedekah ini masih saja tidak tertuju kepada mustahiq. selesailah, Ya Rabb. Aku tidak mampu lagi.”

Pada waktu yang telah dipersiapkannya, kembali ia melaksanakan niat baiknya untuk yang ketiga kalinya. Malam itu ia melihat orang tua tengah tertatih-tatih. “Wah, ini orang yang pasti berhak atas sedekahku, malam-malam begini orang tua ini jalan malam-malam dengan tongkat. Pasti dia orang susah,” katanya dalam hati. Dilemparkan uang itu, seraya berkata, ”ini untukmu.” Dan ia pun pergi dengan cepat sambil menutupi wajahnya.

Pagi harinya terjadi kegemparan lagi, seperti tahun-tahun sebelumnya. orang tua renta yang dikenal paling kaya dan paling kikir dikampung itu mendapat uang ”kaget” semalam.

Mendengar kabar itu, si pelaku yang bersedekah sembunyi-sembunyi ini berkata “Ya Rabb, yang pertama pelacur, yang kedua pencuri dan yang ketiga orang tua paling kaya dan paling kikir di kampungnya. Ya Rabb, apa arti perbuatanku ini?" Ia pun memilih diam, seraya mengikhlaskan apa yang telah dilakukannya.

Waktu berjalan, hingga 20 tahun kemudian Allah SWT membuka rahasia perbuatan orang tersebut, dengan tersampaikannya kabar kepadanya tentang dua orang bersaudara yang menjadi ulama besar.

Murid keduanya mencapai puluhan ribu orang, dan si pelaku sedekah puluhan tahun yang lalu itu termasuk orang yang mengaji dengan ke dua ulama adik-kakak itu. Ternyata, dua ulama bersaudara itu adalah anak seorang pelacur yang dulu ia beri sedekah secara sembunyi-sembunyi itu.

Si perempuan ini melacur untuk menafkahi anaknya. Ketika mendapatkan sedekah kagetan itu, ia bertaubat dan menjadikan harta dadakan itu untuk menyekolahkan kedua anaknya hingga menjadi alim dan menjadi ulama besar.

Air mata si pelaku sedekah pun mengalir. Ternyata yang diberikannya puluhan tahun yang lalu, Allah jadikan balasan yang berlipat ganda dengan lahirnya dua ulama shalih bersaudara yang diikuti oleh puluhan ribu orang yang belajar kepada keduanya. Inilah balsan keikhlasan seseorang.

Tidak lama kemudian ia dengar lagi ada seorang wali shalih wafat, yang diantar jenazahnya oleh ribuan orang. Siapa wali yang shalih itu? Ternyata waliyullah itu dulunya adalah pencuri yang mendapatkan sedekah sembunyi-sembunyinya.

Ketika hendak mencuri ia berdoa kepada Allah ”Ya Rabb, beri aku keluhuran, kalau aku dapat rizqi malam ini aku akan taubat.” Tatkala ada yang melemparinya bungkusan uang itu, segeralah ia bertaubat sesuai dengan janjinya.

Ia memperbaiki diri dari segala kesalahan yang diperbuatnya, beribadah dengan setekun-tekunnya, beristiqamah dengan ucapan dan tindakannya, hingga Allah Ta’ala mengangkatnya menjadi orang yang shalih.

Si Fulan yang bersedekah itu amat terharu, dan ia berdoa. “Ya Rabb, tinggal yang ketiga, bagaimana dengan orang tua yang paling kaya dan paling kikir dikampung kami ini?”

Ternyata ia mendengar kabar, orang itu telah wafat. Semenjak kejadian sedekah kaget itu dan sebelum wafatnya, si kikir tua itu pindah ke kampung lain dan berwasiat untuk memberikan seluruh hartanya bagi baitul maal dan penyantunan para anak yatim. Itu dilakukan oleh si orang tua yang kikir, setelah ia merasa malu dan merenung bahwa, kepada dia yang kaya dan kikir, kok masih ada yang menyedekahinya.

Semoga kita termasuk orang yang mendapatkan hidayah Allah SWT..

Aamiin Yaa Robbal Aalamiin..

Rabu, 10 Jun 2020

doyyan

Durian

Saya orang Minang. Isteri orang Jawa. Kedua-dua anak kami lahir di Malaysia. Alhamdulillah, justeru dengan perbezaanlah kami memaknai indahnya kebersamaan.

Saya biasa dengan buah durian sejak kecil. Di Malaysia, durian adalah buah yang tidak lepas daripada masharakatnya ketika musimnya tiba.

Isteri tidak terbiasa dengan buah. 13 tahun berstatus isteri saya, baru tahun lepas isteri boleh mencicipi dan kini suka durian. Ada kisah di sebalik sukanya isteri pada buah ini.

Adapun anak-anak, alhamdulillah kedua-duanya berpihak kepada saya dalam minat buah-buahan. Termasuk pada buah durian.

Setiap saya beli durian, saya dan anak-anak akan membuka buah di luar rumah. Setiap makan, Si Sulung bersuara sambil melihat umminya di dalam rumah memperhatikan, "Ummi, sedap tau. Jomlah cuba!"

Sampai satu masa, ketika kami dibenarkan makan durian di dalam rumah, dan tahun lepas, saya meminta isteri menonton satu video tentang satu keluarga orang putih yang pertama kali makan durian.

Apa yang menarik, setiap ahli dalam keluarga itu sebelum mencicipi buah durian, memulainya dengan sentuhan dengan penderiaan. Durian itu dihidu. Persepsi mereka bahawa "buah yang harum, buahnya berasa sedap." Kemudian dicicipi sedikit demi sedikit. Dan akhirnya, satu keluarga itu boleh makan habis.

Isteri yang banyak berbincang dengan akal absar, mula dengan pengfungsian deria. Isteri cuba pegang dan sentuh-sentuh kulit luar durian. Selepas membuka kukitnya, isteru menghidu baunya. Wangi. Kemudian isteru mula mencicipi sedikit. Kulum punya kulum, mula ia dapat menemukan titik temu wangi dengan rasa. Sedap, katanya. Akhirnya, durian perdana yang dicubanya adalah Musang King.

Alhamdulillah, isteri pun suka. Anak-anak seronok mendapati ummi mereka suka. Kata isteri, selepas ini, "Beli yang berwarna kuning menyala saja."

Selama ini, dalam pemerhatian, ketidaksukaan diri pada sesuatu, khasnya makanan-minuman, tidak dilandasi maklumat. Jahil terhadap sesuatu kemudian menghukumi dengan ketidaksukaan. Terkait dengan buah, diri sudah letak kata tak suka namun tidak pernah pegang, menghidu dan mencuba. Ketidaksukaan yang mengawang.

Semalam, saya bawa isteri dan anak-anak ke kebun durian. Isteri dan anak-anak pertama kali ke kebun durian. Mereka khairan, kenapa tidak ada yang panjat pokok memetik durian. Selepas beberapa masa, terdengar bunyi benda jatuh. Ada beberapa kali terdengar sampai nampak seorang makcik mengangkat satu durian dan membawanya ke arah kami. Barulah isteri dan anak-anak perasan bahawa durian dituai dengan tanpa petikan, tetapi jatuh sendiri bila sudah tiba masanya.

Apakah tafakkur dan pengajaran yang akhirnya saya dan isteri kongsikan kepada anak-anak dalam perjalanan kami pulang ke rumah?

Dengan tafakkut, kami boleh mengambil ibrah daripada buah durian.

Buah durian yang sudah masak atau "layak dimakan" akan mempersembahkan dirinya dengan jatuh ke tanah. Al-hubut. Kematangannya yang dinanti jelas bermanfaat iaitu dengan peminatnya yang akan mengkomsumsinya.

Buah durian yang masak, tangkainya pun sudah menua seratnya sehingga ia akan mudah lepas daripada dahan dan ranting.

Durian yang sudah layak dimakan tidak akan bertahan lama di atas pokok, sebab ia akan dimakan oleh binatang dan rosak di atas.

Pengajarannya, manusia pun sedianya demikian. Manusia yang matang aspek zahir dan batinnya, sedianya memberi manfaat kepada diri dan sesama. Hak Allah dipenuhi, hak sosial terwujud.

Kematangan keilmuan, faham dan amal menjadikan manusia bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Dan sentiasa memiliki sifat al-hubut, iaitu menunduk ke bawah, tidak egois dan angkuh dengan segala kematangannya. Ada ilmu dikongsikan manfaat kepada sesama, bukan disimpan seorang di menara tinggi keselesaan.

Berbeza dengan buah durian yang masih mentah isinya, tentu serat tangkainya pun masih kuat terikat dan dahan dan ranting tidak melepasnya untuk jatuh. Binatang di atas pokok pun tidak minat memakan kementahannya. Apalagi manusia,  memang tidak akan berminat dengan durian mentah, kan?

Pengajarannya, selagi masih mudah bertenaga, sentiasalah mengisi anjakan usia dan masa muda dengan belajar dan belajar sampai kematangan itu "tiba pada masanya".

Ketika masa kematangan itu tiba, berkhidmatlah kerana ramai manusia lainnya yang dapat mengambil manfaat kematangan itu.

Laluilah proses menuju kematangan yang penuh kemanisan, dan bukan memaksakan diri dengan kementahan yang penuh kapahitan.

AIA

#TukangKebunRami