Isnin, 20 Ogos 2018

Sanad ijazah

=================
SANAD DAN IJAZAH
=================
Ijazah adalah hubungan sanad, iaitu hubungan hati dengan Rasul saw atau para ulama yang membuat suatu doa.

Misalnya Imam Nawawi membuat doa, maka boleh saja siapapun membacanya, namun tentu akan lebih afdhal jika yang membaca itu ada hubungan dengan Imam Nawawi, ia dikenal oleh Imam Nawawi, maka itu yang disebut sanad, jika Imam Nawawi sudah wafat, maka bagaimana caranya mendapat keberkahan doa imam nawawi ini..?. maka kita minta izin pada muridnya, karena muridnya inilah yang punya hubungan dengan imam nawawi,

Jika tak ada muridnya maka murid dari muridnya, maka izin dan restu ini disebut ijazah, dan demikian sampai kini kita boleh saja mengamalkan semua doa, namun alangkah baiknya jika minta restu dulu pada orang yang mempunyai hubungan dengan pembuat doa tersebut, maka minta restu ini disebut ijazah.

Alqur'an dan sunnah tidak perlu minta restu lagi karena sudah perintah Allah dan Rasul saw pada kita, namun tentunya jika ada restu dari orang yang punya ijazah pula sampai bersambung pada Rasul saw, maka lebih afdhal.

Ijazah terbahagi kepada 2 bahagian:

Pertama: Ijazah Umum

Ijazah umum ini, ijazah yang diberikan walaupun tanpa seseorang penuntut itu ‘talaqqi’ dengan guru yang memberikan ijazah tersebut. Hal ini, menurut Syeikh Muhammad Fuad bin Kamaluddin al-Maliki, dibolehkan oleh para ulama’ – malah dipraktikkan oleh beberapa orang ulama’ besar – bagi memastikan sanad sesuatu ilmu itu terus hidup dan tidak terkubur begitu sahaja. Seseorang itu boleh mengambil ijazah sesuatu ilmu daripada seorang guru, tetapi mempelajari dan mendalami ilmu tersebut daripada guru yang lain. Selain daripada itu, pemerolehan ijazah sesuatu ilmu itu juga adalah penting bagi mendapatkan berkat dalam mempelajari dan mengamalkan ilmu tersebut.

Kedua: Ijazah khusus

Ijazah khusus pula hanya layak diberikan kepada murid yang telah selesai ‘talaqqi’ sesuatu ilmu itu dengan gurunya. Talaqqi ini berguru dengan guru yang mengajar dan bertemu lutut ke lutut dengan guru tersebut yang mana sistem pengajian ini amat berbeza dengan sistem pengajian yang wujud pada hari ini…

Sistem talaqqi biasanya bermatlamatkan ‘khatam seluruh isi kitab dari kulit ke kulit’ daripada mensyarahkan tajuk pada kitab, riwayat hidup pengarang kitab sehinggalah pada apa yang disampaikan oleh pengarang kitab pada penutup dibahagin akhir kitab, walau macam mana pun, kitab itu semestinya dihabiskan… wasalam
====================

Tiada ulasan:

Catat Ulasan