Jumaat, 21 September 2012

agama kedamaian



Inilah salah satu cara menjawab yang cemerlang atas film "Innocence of Muslim" yang menghina Rasulullah.

Aku Muslim, dan aku bersyukur menjadi Muslim. Sejarah pun membuktikan.. Bukan Muslim yang memulai perang dunia pertama. Bukan Muslim yang memulai perang dunia kedua. Bukan Muslim yang menghancurkan hiroshima dan nagasaki dengan menggunakan bom atom.

Bukan Muslim yang membunuh 200 juta indian amerika Utara. Bukan Muslim yang menghabisi 80 juta indian amerika Selatan. Bukan Muslim yang Membunuh 90 juta aborigin australia. Bukan Muslim yang mengambil 180 juta orang afrika sebagai budak & membuang 70 persen dari mereka yang meninggal ke lautan atlantik.

Bukan Muslim yang menjajah Indonesia, Bosnia, Afghanistan, Ethopia, Checnya, Suriah, Palestina, dll(Masih banyak lagi).

Bukan Muslim pecinta Rasulnya yg berani menindas menzolimi kaumnya sendiri yang memulai kasus poso, ambon, maluku, papua, sampang, dan kasus2 lainnya.

Bukan Muslim yang fitnah irak dengan senjata pemusnah massal. Bukan Muslim yang serakah merebut ladang minyak Timur Tengah. Bukan Muslim yang suka menghina nabi & agama lain.

Aku bersyukur karena Islam mencintai kedamaian, menegakkan HAM, toleransi, dan mudah memaafkan walau tanpa banyak bicara dan sibuk membangun image positif di dunia internasional.

Walau di sebagian negara azan dilarang, jilbab dilarang dan pendirian masjid dilarang oleh mereka yang mengaku para penegak HAM, aku tetap Muslim sejati yang yakin bahwa semua itu ada dalam kehendakNya yang sangat adil.

Sahabatku, bersabarlah...

Sudah sering terjadi kemarahan umat Islam yang berlebihan karena Nabi Muhammad s.a.w. dihina, dicaci, ditertawakan oleh para pembenci beliau. Padahal memang begitulah karakter jahiliyah, dulu pun Nabi dikatakan gila dan tukang sihir oleh mereka sehingga tidaklah aneh bila hal itu terjadi juga di zaman ini.

Kini, para pembenci Islam menghina nabi tercinta kita lewat kartun, film, tulisan dan lainnya.

Reaksi umat Islam beragam, sebagian ada yang bersifat anarkis, merusak, bahkan membunuh.

Dahulu, ketika Nabi pertama kali hijrah ke Thaif maka Nabi pun dihina dan dilempari batu. Lalu Malaikat Jibril menawarkan jasa untuk mengubur para penghina Nabi tersebut dengan sebuah gunung di sana.

Tapi Nabi yang lebih dekat kepada Allah memilih memaafkan daripada membalas dendam.

Itulah sunnah Rosul kita, yaitu memaafkan siapapun yang menghina kita, lalu memberikan bukti kepada dunia bahwa Islam bukan agama teroris dan anarkis, tapi agama yang penuh kasih sayang.

Wajar hati kita sakit kalau Nabi kita dihina, itu sebabnya kita harus memaafkan mereka dan bertindak tegas, tenang, dan elegan dengan hati yang lapang. Hukum tetap ditegakkan, tapi hati harus memaafkan

"يُرِيدُونَ    لِيُطْفِـُٔوا۟    نُورَ    اللَّـهِ    بِأَفْوٰهِهِمْ    وَاللَّـهُ    مُتِمُّ    نُورِهِۦ    وَلَوْ    كَرِهَ    الْكٰفِرُونَ    ﴿الصف:٨

 ﴾ Ash Shaff:8 ﴿
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".

Tiada ulasan:

Catat Ulasan