Isnin, 4 Ogos 2014

10 Silap

10 Silap Besar Isteri Terhadap Suami
Rumahtangga adalah satu bentuk hubungan mesra
diantara seorang lelaki dan wanita sebagai suami
dan isteri dalam perjalanan menuju kebahagiaan
dalam kehidupan dan untuk mendapatkan redha
Allah.
Tetapi ramai yang tidak menyedari akan beberapa
perkara yang merupakan satu kesilapan besar
dilakukan oleh isteri terhadap suami mereka.
1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna
Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan
pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang
sangat romantis sebagaimana ia baca dalam novel
mahupun ia saksikan dalam drama sinetron.
Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari
sebuah pernikahan. Segala masalah dalam
perkahwinan seperti perselisihan pendapat,
masalah kewangan, dan masalah anak-anak
seolah-olah tidak difikirkannya.
Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan
seronok dalam sebuah perkahwinan.
Akhirnya, ketika ia menghadapi semua itu, ia tidak
bersedia. Ia tidak mampu menerima keadaan itu,
dan selalu menuntut suaminya agar keluarga yang
mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang
senantiasa diimpikan sejak muda.
Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah
baiknya jika ia melihat suasana perkawinan dengan
pemahaman yang lebih terperinci, beserta masalah
yang ada di dalamnya.
2. Nusyus (tidak taat kepada suami)
Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh
dan tidak taat kepada suami. Wanita yang
melakukan nusyus adalah wanita yang melawan
suami, melanggar perintahnya, tidak taat
kepadanya, dan tidak ridha pada kedudukan yang
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan
untuknya.
Nusyus memiliki beberapa bentuk, diantaranya
adalah:
- Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke
tempat tidur, dengan terang-terangan maupun
secara samar.
- Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin
hubungan gelap dengan lelaki lain.
- Memasukkan seseorang yang tidak disenangi
suami ke dalam rumah tanpa izin.
- Lalai dalam melayani suami
- Membazir dan membelanjakan wang pada yang
bukan tempatnya
- Menyakiti suami dengan tutur kata yang buruk,
mencela, dan mengejeknya
- Keluar rumah tanpa izin suami
- Menyebarkan dan mencela rahsia-rahsia suami.
Seorang isteri solehah akan senantiasa
menempatkan ketaatan kepada suami di atas
segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan dalam
kedurhakaan kepada Allah, kerana tidak ada
ketaatan dalam maksiat kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Ia akan taat walau dalam situasi
apapun, senang mahupun susah, suka ataupun
duka.
Ketaatan isteri seperti ini sangat besar
pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan
memelihara kesetiaan suami.
3. Tidak menyukai keluarga suami
Terkadang seorang isteri menginginkan agar
seluruh perhatian dan kasih sayang sang suami
hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun
waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya.
Termasuk juga kepada orang tua suami.
Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan
memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.
Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu
mertuanya.
Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama
dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih
sayang suami. Terkadang, sebahagian isteri berani
menghina dan merendahkan orang tua suami,
bahkan ia tak jarang berusaha merayu suami untuk
berbuat durhaka kepada orang tuanya.
Terkadang isteri sengaja mencari-cari kesalahan
dan kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau
membesar-besarkan suatu masalah, bahkan tak
segan untuk memfitnah keluarga suami.
Ada juga seorang isteri yang menuntut suaminya
agar lebih menyukai keluarga isteri, ia berusaha
menjauhkan suami dari keluarganya dengan
berbagai cara.
Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua
insan dalam sebuah perkahwinan, namun juga
‘pernikahan antara keluarga’. Kedua orang tua
suami adalah orang tua isteri, keluarga suami
adalah keluarga isteri, demikian sebaliknya.
Menjalin hubungan baik dengan keluarga suami
merupakan salah satu keharmonian keluarga.
Suami akan merasa tenang dan bahagia jika
isterinya mampu meletakkan dirinya dalam kelurga
suami. Hal ini akan menambah cinta dan kasih
sayang suami.
4. Tidak menjaga penampilan
Terkadang, seorang isteri berhias, berdandan, dan
mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia
keluar rumah, ketika hendak menghadiri undangan,
ke pejabat, mengunjungi saudara maupun teman-
temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau
ketika ada acara lainnya di luar rumah.
Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di depan
suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang
kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya:
terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya
kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan
aroma dapur yang menyengat.
Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh
isteri, jangan hairan jika suami tidak balik di rumah,
ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar
rumah. Semestinya, berhiasnya dia lebih ditujukan
kepada suami. Janganlah keindahan yang telah
dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang
lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak
untuk itu.
5. Kurang berterima kasih
Tidak jarang, seorang suami tidak mampu
memenuhi keinginan si isteri. Apa yang diberikan
suami jauh dari apa yang ia harapkan. Ia tidak
puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun
suaminya sudah berusaha secara sebaik mungkin
untuk memenuhi keperluan keluarga dan keinginan-
keinginan isterinya.
Isteri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima
kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas
kurnia Allah yang diberikan kepadanya melalui
suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan
kekurangan. Sifat bersyukur dan redha terhadap
apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh
dari dirinya.
Seorang isteri yang solehah tentunya mampu
memahami tahap kemampuan suami. Ia tidak akan
membebani suami dengan sesuatu yang tidak
mampu dilakukan suami. Ia akan berterima kasih
dan mensyukuri apa yang telah diberikan suami. Ia
bersyukur atas nikmat yang dikurniakan Allah
kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat
Allah akan bertambah.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
6. Mengingkari kebaikan suami
“Wanita merupakan kebanyakan penduduk neraka.”
Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam setelah solat gerhana ketika
terjadi gerhana matahari.
Ajaib !! wanita sangat dimuliakan di mata Islam,
bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk
dihormati tiga kali lebih besar berbandingayah.
Seseorang yang dimuliakan, namun malah menjadi
penghuni kebanyakan neraka. Bagaimana ini
terjadi?
“Kerana kekufuran mereka,” jawab Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika para sabahat
bertanya mengapa hal itu boleh terjadi. Apakah
mereka mengingkari Allah?
Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka
mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang
telah diperbuat suaminya. Andaikata seorang suami
berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian
seorang isteri melihat sesuatu yang tidak
disenanginya dari seorang suami, maka si isteri
akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan
sedikitpun dari suaminya. Demikian penjelasan
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam
hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).
Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang
telah dilakukan suami!!
Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di
dalam neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita
saling mengingati, apa dan bagaimana yang telah
kita lakukan kepada suami-suami kita?
Jika kita terbebas dari yang demikian,
alhamdulillah. Itulah yang kita harapkan. Berita
gembira untukmu wahai saudariku.
Namun jika tidak, kita (sering) mengingkari suami,
mengingkari kebaikan-kebaikannya, maka berhati-
hatilah dengan apa yang telah disabdakan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bertaubat,
satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya
siksa neraka. Selama matahari belum terbit dari
barat, atau nafas telah ada di kerongkong, masih
ada waktu untuk bertaubat. Tapi mengapa mesti
nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?
Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai
saudariku; kejarlah ajalmu, bukankah engkau tidak
tahu bila engkau akan menemui Robb mu?
“Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya
di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak):
bidadari yang menjadi pasangan suaminya
(berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak
kamu dimurkai Allah, seorang suami bagimu
hanyalah seorang tamu yang bolah segera berpisah
dengan kamu menuju kami.” (HR. At Tirmidzi,
hasan)
Wahai saudariku, mari kita lihat, apa yang telah
kita lakukan selama ini, jangan pernah bosan dan
henti untuk muhasabah diri, jangan sampai apa
yang kita lakukan tanpa kita sedari membawa kita
kepada neraka, yang kedahsyatannya tentu sudah
Engkau ketahui.
Jika suatu saat, muncul sesuatu yang tidak kita
sukai dari suami; janganlah kita mengingkari dan
melupakan semua kebaikan yang telah suami kita
lakukan.
“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya.
Sesungguhnya suamimu adalah syurga dan
nerakamu.” (HR.Ahmad)
7. Mengungkit-ungkit kebaikan
Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak
terkecuali seorang isteri. Yang jadi masalah adalah
jika seorang isteri menyebut kebaikan-kebaikannya
di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit
kebaikannya semata.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima).” [Al Baqarah: 264]
Abu Dzar radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan,
bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Ada tiga kelompok manusia dimana
Allah tidak akan berbicara dan tak akan
memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak
mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang
pedih.”
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya
sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar bertanya,
“Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain
sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang
suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang
yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR.
Muslim]
8. Sibuk di luar rumah
Seorang isteri terkadang memiliki banyak kesibukan
di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya,
asalkan mendapat izin suami dan tidak sampai
mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Jangan sampai aktivit tersebut melalaikan
tanggung jawab nya sebagai seorang isteri. Jangan
sampai amanah yang sudah dipikulnya diabaikan.
Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia
mendapati rumah belum beres, pakaian belum
dicuci, hidangan belum siap, anak-anak belum
mandi, dan lain sebagainya. Jika hal ini terjadi
terus menerus, boleh jadi suami tidak balik di
rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di
luar atau di pejabat.
9. Cemburu buta
Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan
suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu,
dapat dikatakan wajar bila seorang isteri merasa
cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami
yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa
cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak
meunasabah dan hanya berasal dari sangkaan
buruk; maka rasa cemburu ini dapat berubah
menjadi cemburu yang tercela.
Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya
isteri terhadap suami kerana kemaksiatan yang
dilakukannya, misalnya: berzina, mengurangi hak-
hak nya, menzaliminya, atau lebih mendahulukan
isteri lain berbanding dirinya. Jika terdapat tanda-
tanda yang membenarkan hal ini, maka ini adalah
cemburu yang terpuji. Jika hanya dugaan belaka
tanpa fakta dan bukti, maka ini adalah cemburu
yang tercela.
Jika kecurigaan isteri berlebihan, tidak berdasar
pada fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini
tentunya akan mengundang kekesalan dan buruk
sangka suami. Ia tidak akan pernah merasa aman
ketika ada di rumah. Bahkan, kemungkinan, si
suami akan melakukan atau mengambil
kesempatan seperti mana sangkaan isteri
terhadapnya.
10. Kurang menjaga perasaan suami
Kepekaan suami mahupun isteri terhadap perasaan
pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari
terjadinya konflik, kesalahfahaman, dan perasaan
tersinggung.
Seorang isteri hendaknya senantiasa berhati-hati
dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak
menyakiti perasaan suami, ia mampu menjaga
lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras,
dan mengkritik dengan cara keterlaluan. Isteri
selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang
ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan
menyejukkan ketika dipandang suaminya.
Demikian beberapa kesalahan-kesalahan isteri
yang kebanyakannya dilakukan kepada suami yang
sepatutnya kita hindari agar suami semakin sayang
pada setiap isteri. Semoga keluarga kita menjadi
keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah.
Aamiiin.
Semoga bermanfaat

Tiada ulasan:

Catat Ulasan