Ahad, 4 Mac 2012

Putih

Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestine. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.

Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.

Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak lelaki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.Sewaktu diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang Mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam.
Akan tetapi tentara itu marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pengsan.Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentera itu naik marah dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestine di post milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal.
Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Pemandunya ditanya apakah dia berasal dari kumpulan Hamas atau Fatah? pemandu malang itu menjawab, “Saya bukan kumpulan mana-mana. Saya cuma pemandu ambulan.

”Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, dari kumpulan mana?” Si pemandu pun kebingungan, kerana ia tidak melihat seorang pun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawapan yang satunya yang ia miliki.

Cerita tak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).

Khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam bom yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.“Saya telah menanam sebuah bom. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam bom,” kata pejuang tadi.

Akhirnya, pejuang itu memutuskan untuk kembali ke markas kerana mengira bom itu tidak akan maksimumkan letupan. Maklumlah, jumlah musuh amat banyak.
Akan tetapi, sebelum meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya lebih kurang “Tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya.

Akan tetapi saya terkejut, kErana tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan  khatib. Akhirnya Mujahidin memutuskan untuk tetap berada di lokasi.

Ketika sebuah tank melewati bom yang tertanam, sesuaru yang “ajaib” terjadi.bom itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak askar Israel mati. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam website alraesryoon.com, ikut mennyokong kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,

“Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencuba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahawa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.

”Cerita mengenai “pasukan tidak dikenali” juga datang dari seorang penduduk rumah teres wilayah Tal Islam yang hendak berkongsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.“Kami menangis bukan kerana kuatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis kerana bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya

Saksi Askar Israel
Cerita tentang “tentera berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestine atau warga Gaza. Beberapa orang dari pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.Berita al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.

“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentera berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.Di tempat lain ada askar Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, bila munculnya, dan ke mana menghilangnya.Masih dari Channel 10, seorang tentara Israel lainnya mengatakan,

 “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih dengan janggut panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.

Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini sesuai disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terubat dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesihatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tarikh 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan matinya 1.412 rakyat Gaza, yang kebanyakan wanita dan anak-anak,” katanya.
Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kes kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Bererti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kelahiran.

Ratio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedangkan kematian mencapai 5 ribu.“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka

Sumber : Thoriq, KasKus

Tiada ulasan:

Catat Ulasan