Isnin, 27 Ogos 2012

sedekah


Sungguh merugi orang-orang yang riya, salah satunya adalah orang-orang yang menyebut-nyebut sedekahnya. Ketika ditegur maka mereka pun berkelit : "kami kan sekedar testimoni, biar orang-orang pada semanget sedekah kayak kami ini, Allah lebih tahu apa yang kami niatkan"

Padahal bisikan syaitan itu duahsyat, amal yang kita lakukan diam-diam tak disebut-sebut pun bisa jadi riya "hebat ya gue, amalnya gak diliat orang. Berarti gue ikhlas nih hehe"

Sahabatku yang selalu bebersih hati, silakan beramal dan bersedekah diam-diam atau terang-terangan, tapi janganlah kita hobi menyebut-sebut sedekah dan amal yang sudah kita lakukan dengan alasan testimoni atau "tahadduts bin ni'mah" (berbagi kenikmatan).

Rasulullah SAW bersabda : "Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu (jangan disebut-sebut-pen) sebagiamana engkau menyembunyikan keburukan-keburukanmu, dan janganlah engkau kagum dengan amalan-amalanmu, sesungguhnya engkau tidak tahu apakah engkau termasuk orang yang celaka (masuk neraka) atau orang yang bahagia (masuk surga)."(HR. Al-Baihaqi)

Memang sih, dalam Al-Quran disampaikan bahwa sedekah itu boleh terang-terangan dan boleh diam-diam (Q.S. 2:274). Nah, yang gak boleh adalah terang-terangan gak mau sedekah atau diam-diam pengennya disedekahin... Hehehe...

Yang dimaksud sedekah terang-terangan adalah sedekah dengan contoh yang nyata, bukan malah sibuk menceritakan sedekah yang sudah dilakukannya secara terang-terangan kepada publik, itu sih namanya riya ....

"Hai orang-orang beriman, janganlah kamu hilangkan (berkah) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya ... " (Q.S.2:264).

Adapun jika "gak tahan" kepingin testimoni boleh-boleh saja, tapi yang ditestimonikan harus sedekahnya orang lain, tanpa perlu disebutkan namanya.

Apalagi kalau sampai kita pamer hitungan sedekah kita kepada publik, walau dengan niat memotivasi publik "ane kemarin pagi cuman sedekah 5rb, eh sorenya ane dapet rejeki tak terduga 500rb, sedekah emang hebat ye, 10 kali lipet sampai 700 kali lipet bahkan lebih"

Perhatikan hadits berikut "Janganlah menghitung-hitung sedekah sehingga Allah akan membuat perhitungan kepadamu" (H.R. Ibnu Hibban, Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa'i)

"Memotivasi" orang lain sering dijadikan alasan logis bahwa "Testimoni Sedekah" itu berguna.  Padahal, teknik "membandingkan" kesuksesan seseorang untuk memotivasi orang lainnya adalah sebuah motivasi yang kulit banget, gak dalem, sehingga berbahaya.

Dalam teknik kulit ini, rasa yang dibangun biasanya adalah "Dia aja bisa, masa kamu gak bisa". Dan sebagian yang termotivasi pun mengeluh "aku sudah sedekah seperti yang dilakukannya, tapi aku malah bangkrut". Tentu saja keluhan yang begini tidak akan ditestimonikan.

Begini, kalau Anda makan seringkali tujuannya adalah agar bertenaga sehingga bisa beraktifitas. Dan salah satu efek dari makan adalah BAB. BAB adalah "efek" bukan "tujuan" dari makan. Jarang orang makan dengan tujuan utama BAB, sebab BAB itu otomatis jika sudah saatnya.

Dan berdasarkan Q.S.9:103 disebutkan bahwa tujuan dari sedekah adalah untuk mensucikan jiwa, bukan untuk menarik keuntungan materi duniawi. Adapun keuntungan duniawi dari sedekah hanyalah "efek" yang "otomatis" terjadi. Sebagaimana BAB yang otomatis terjadi jika memang "sudah saatnya".

So, motivasikan diri Anda bersedekah dengan niat untuk membersihkan jiwa, adapun jika Anda menjadi kaya raya dengan washilah sedekah ini maka tetaplah bersihkan jiwa Anda, jangan kotori dengan testimoni yang menghilangkan berkah sedekah Anda.

Dan bagi Anda yang bersedekah tapi belum juga "kaya" berarti memang "belum saatnya", maka teruslah membersihkan jiwa Anda.Atau bagi Anda yang baru sedekah sedikit tapi langsung dapat balasannya berlipat ganda dari Allah, maka jangan merasa suci jiwanya, bisa jadi Anda sedang "diare", makan baru sedikit tapi BAB nya banyak sekali.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan