Aku mulai tenang, tugasku jalani saja hidup sesuai kehendak Pencipta dan Pengaturku. Kalau aku keluar dari kehendak-Nya, pasti galaulah aku, binasalah aku.
Tapi... Mau KEMANA aku? Ah, mana ku tahu, yang ku tahu "sekarang" aku masih di "sini".
Apa maksud di "sini"? Apakah ada yang bernama di "sana"? Bukankah setelah aku bergerak ke sana, ternyata di "sana" pun menjadi di "sini". Berarti hakikatnya di sana ya di sini. Padahal "sini" menjadi eksis karena hadirnya "sana".
Lha, kalau "sana" ternyata "sini" berarati "sana" itu gak ada. Kalau "sana" gak ada, berarti untuk apa ada "sini"? Jangan-jangan "sini" pun gak ada.
Oh dimana identitasku?
Lalu, apa itu "sekarang"? Yang jelas yang bukan "sekarang" adalah "dahulu" dan "nanti". Tapi, "Dahulu" hanyalah "sekarang di waktu lalu". Dan "Nanti" adalah "sekarang di waktu yang akan datang".
Lalu kapan sesungguhnya WAKTU terjadinya "sekarang"? Berapa lama "sekarang" itu? 1 detik, sepersepuluh detik, seperseratus detik, atau sepertakhingga detik? Hai "sekarang", dimana kamu berada? Dimanaaaaa...?
Cling, kalau sekarang subuh maka nanti adalah zuhur. Tapi di saat nanti, maka zuhur menjadi sekarang dan subuh menjadi dahulu. Hei, sebentar, bukankah "nanti"nya zuhur adalah ashar, "nanti"nya ashar adalah maghrib, "nanti"nya maghrib adalah isya, dan "nanti"nya isya adalah subuh?
Jleb, KEMBALI ke subuh ya. Lalu kemana "sekarang"? "Sekarang" terlalu cepat bergerak, sangat cepat, saking cepatnya maka "sekarang" menjadi "tak terlihat", "tak terdeteksi", "lenyap". Jangan-jangan "sekarang" memang tak pernah ada, atau "Sekarang" dan "di sini" hanyalah eksis "sangat sementara"... Oh ini semua benar-benar PERMAINAN yang MENIPU.. tapi aku gak boleh tertipu.
Dan Kesadaranku pun berbisik "Hai Zain, bukan SEKARANG identitasmu, melainkan KEMBALI..."
Yup, KEMBaLI, itulah salah satu identitasku. Pantas saja kemarin banyak yang MUDIK atau PULANG KAMPUNG, karena mereka hendak kembali ke tanah kelahiran mereka. Dan pulang kampung yang sesungguhnya adalah pulang ke kampung akhirat. Apa? Akhirat? AKHIR?
"Kembali ke AKHIR?" Apa maksudnya? Bukankah kalau kembali itu biasanya ke AWAL? Jangan-jangan AWAL itu AKHIR...
Kalau demikian, berarti pertanyaan "KEMANA aku" memiliki jawaban yang sama dengan "DARIMANA aku"? Oh, I see, "darimana aku" dan "kemana aku" dikarenakan "kembali" pastinya ya ke situ-situ juga... Awal adalah Akhir, Akhir adalah Awal, My Start is My Finish... Subhaanallaah..
Pantas Tuhanku senang sekali kepada hamba-hamba-Nya yang berTAUBAT, bukankah TAUBAT itu artinya KEMBALI?
Sebuah perjalanan dari titik awal KEMBALI lagi ke titik awal. Sebab akhir adalah awal. Titik pertemuan ini disebut TITIK NOL. Why? Sebab ia adalah sebuah titik yang bergerak pada orbitnya membentuk putaran seperti angka NOL.
Yup, Bulan berputar mengelilingi bumi, putarannya membentuk angka NOL. Muslimin yang Thawaf pun berputar membentuk angka NOL.
So, apakah Identitasku KEMBALI menjadi NOL?
Wallahu a'lam
Tiada ulasan:
Catat Ulasan